YOGYA, KRJOGJA.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogya bekerja sama dengan DIY membuka kesempatan operasi pasar beras. Tahap pertama ada tiga kelurahan yang mengajukan dan langsung direalisasikan. Tiga kelurahan tersebut ialah Pandeyan sebanyak 1 ton, Pringgokusuman 2 ton, dan Suryatmajan 2,5 ton.
"Operasi pasar beras ini berdasarkan permintaan dari wilayah. Kecamatan atau kelurahan yang bersedia, silakan mengajukan ke kami. Sementara baru tiga kelurahan ini," ujar Kepala Disperindag Kota Yogya Yunianto Dwisutono, di sela peluncuran operasi pasar beras di kantor Kelurahan Suryatmajan, Senin (11/5/2020).
Operasi pasar beras kali ini juga melibatkan pengusaha yakni Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) DIY. Sehingga berapa pun permintaan wilayah akan dipenuhi atau tidak ada pembatasan. Beras yang dijual merupakan C4 medium yang sudah dikemas 5 kilogram. Harga di pasaran Rp 10.000 per kilogram, namun disubsidi Rp 1.000 per kilogram.
Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, menilai operasi pasar yang digelar kali ini sangat tepat. Hal ini karena sebagian warga yang terdampak Covid-19 sudah memperoleh bantuan uang tunai dari pemerintah, sehingga bisa langsung dibelikan bahan pangan. "Dalam sepekan ini kami pun akan mengadakan operasi pasar paket sembako. Jadi mumpung warga menerima dana bantuan pemerintah, harapannya diutamakan untuk menjaga bahan makanan," urainya.
Heroe juga mengapresiasi keterlibatan Pepadi DIY sebagai unsur pengusaha. Tidak adanya pembatasan permintaan juga mengindikasikan jika ketersediaan bahan pangan sangat mencukupi. Warga pun tidak perlu khawatir terhadap kelangkaan makanan di tengah pandemi virus. Potensi menimbun bahan pangan pun bisa dihindarkan.
Sementara Lurah Suryatmajan Dodo Limono, mengaku awalnya hanya mengajukan 1 ton namun dalam perjalanan berkembang menjadi 2,5 ton. Beras yang diajukan itu pun sudah dibayarkan secara tunai oleh warganya, sehingga tinggal mendistribusikan ke tiap RT sesuai pemesan. "Awalnya warga ragu jika operasi pasar beras kualitasnya jelek. Setelah kami melihat contoh berasnya dari pemasok, ternyata banyak yang antusias. Tapi kami wanti-wanti untuk membeli sesuai kebutuhan, bukan untuk ditumpuk atau dijual kembali," urainya.
Di samping itu, jika permintaan dari warganya masih tinggi, ke depan pihaknya akan mengevaluasi apakah akan mengajukan kembali atau tidak. Apalagi ada dermawan yang rela membeli dalam jumlah banyak untuk dibagikan kembali ke warga dalam aksi sosial.(Dhi)