YOGYA, KRJOGJA.com - Banyaknya pekerja (buruh) yang terdampak pandemi Covid-19 membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Pasalnya banyak dari para buruh tersebut yang terpaksa harus kehilangan penghasilan di tengah pandemi Covid-19. Menyikapi kondisi tersebut, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) DIY mencoba mencarikan solusi dengan melakukan dialog bersama Pemda DIY. Lewat dialog tersebut diharapkan, bisa ditemukan solusi bagi para pekerja (buruh).
"Saat ini banyak pekerja yang terkena dampak Covid-19, tapi belum mendapatkan perhatian. Kami menginginkan adanya pekerja yang terdampak, baik itu PHK, dirumahkan, juga mendapatkan bantuan dari pemerintah. Untuk itu kami mengusulkan kluster ketenagakerjaan terkait Bansos, karena kartu prakerja tidak menjadi solusi problem ketenagakerjaan terkait Covid-19," kata Ketua DPD KSPSI, Kirnadi seusai melakukan audiensi dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, di Kompleks Kepatihan, Senin (11/5/2020).
Kirnadi mengungkapkan, berdasarkan data yang ada sekitar 3.000 anggota SPSI yang terdampak Covid-19. Ironisnya dari jumlah tersebut belum ada yang menerima bantuan dari pemerintah. Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, sebaliknya membutuhkan solusi secara cepat. Untuk itu, pihaknya berharap para pekerja juga bisa masuk dalam kluster penerima bantuan.
"Selain beberapa hal tersebut, kami juga sempat membicarakan mengenai pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dari perusahaan ke pegawainya. Tapi sepanjang musyawarah terkait keterbukaan, ada audit keuangan perusahan, kami tidak masalah. Sebaliknya ketika sebatas kebijakan perusahaan, akan ada persoalan baru terkait gugatan pekerja," ungkap Kirnadi.
Menurut Kirnadi dalam menyikapi masukan tersebut, Wagub DIY berjanji akan menyampaikan data khusus buruh atau pekerja yang dirumahkan dan PHK untuk mendapatkan bantuan. Mudah-mudahan dari situ diharapkan bisa segera ada solusi.(Ria)