Hadapi Pandemi Covid, Pemerintah Perlu Lakukan Penguatan Ekonomi

Photo Author
- Rabu, 6 Mei 2020 | 11:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pandemi Covid-19 telah membuat 'demand shock' yang ikut menyeret turun pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Padahal berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, konsumsi rumah tangga merupakan komponen pendorong utama Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Menyikapi kondisi tersebut, fokus utama pemerintah adalah memutus mata rantai penularan Covid-19. Tindakan itu perlu dilakukan agar bencana kesehatan tidak merembet ke sektor lain, terutama ekonomi dan keuangan secara berkepanjangan.

"Situasi sekarang mengarah seperti 'great depression' di tahun 1920an, karena melanda seluruh dunia. kalau pandemi covid berlangsung lama, katakanlah masih setahun lagi, namun kalaupun masih berlangsung sampai September tetap saja kejadian ini akan dampak ke seluruh negara di dunia," kata pakar ekonomi sekaligus Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Prof Dr Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Selasa (5/5/2020).

Menurut Edy, dalam kondisi seperti sekarang negara-negara dunia akan memikirkan dirinya sendiri, menerapkan kebijakan melihat ke dalam, untuk menyelamatkan ekonominya masing-masing. Sehingga dalam menghadapi pandemi Covid-19 Indonesia tidak bisa berharap dari bantuan negara lain.

Oleh karena itu, sekarang merupakan kesempataan bagi Indonesia untuk melakukan program melihat ke dalam. Adapun bentuknya dengan melakukan penguatan ekonomi dalam negeri.

"Penguatan ekonomi itu harus dilakukan dari segala arah. Baik dari sisi produksi atau penawaran maupun permintaan. Untuk itu mau tidak mau kekuatan yang ada di dalam negeri harus dioptimalkan," ungkapnya.

Lebih lanjut Edy Suandi menambahkan, adanya kondisi seperti sekarang menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri. Dengan begitu, diharapkan masyarakat tidak akan terlalu tergantung dari impor.

Termasuk pangan dan lain karena dalam kondisi sekarang perekonomian pasti akan mangalami penurunan.

"Namun jangan sampai kita dihantui oleh pertumbuhan ekonomi. Kalaupun pertumbuhan itu rendah tetapi berkualitas, saya rasa tidak masalah. Misalnya tumbuh rendah tetapi banyak menggunakan sumberdaya dalam negeri, termasuk banyak menyerapkan kesempatan kerja," tambahnya. (Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X