YOGYA, KRJOGJA.com - Kepala Dinas Kesehatan DIY drg Pembajun Styaning Astutie MKes menyatakan, saat ini di DIY belum perlu dilakukan tes cepat atau rapid test Covid-19 secara massal seperti yang dilakukan Jawa Barat (Jabar) untuk warga Bogor, Depok dan Bandung. Metode pemeriksaan virus Korona di DIY menggunakan pemeriksaan molekuler yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
"Baru BBTKLPP yang bisa melakukan tes PCR di DIY. Sedangkan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito dan Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) belum bisa karena bahan primer reagensia utama untuk PCR Covid-19 dari Litbangkes Kemenkes," jelasnya.
Menurut Pembajun, tracing terus dilakukan terutama bagi pasien-pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19. Tracing sangat penting sebagai upaya penyidikan epidemiologi agar dapat ditemukan sebanyak mungkin orang yang kontak sehingga tidak terjadi penularan virus Korona lebib jauh.
"Seperti kasus pasien positif korona dari Bantul yang ternyata banyak dijenguk pejabat sehingga mereka tetap harus ditracing. Contohnya Bupati Bantul yang dinyatakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah menjenguk pasien positif Covid-19 telah mengisolasi diri di rumah dan kondisinya baik," kata Pembajun di Kepatihan, Yogyakarta, Senin (23/3/2020).
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X bersama Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana ST kemarin meninjau kesiapan Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Udara (RSPAU) dr S Hardjolukito Yogyakarta untuk menjadi Rumah Sakit Rujukan Utama pasien Covid-19. Di RS ini telah disiapkan 150 bed yang cukup memadai.
Kunjungan tersebut untuk memastikan kesiapan RS mulai dari sumber daya manusia (SDM), alat kesehatan, sarana dan prasarana maupun daya tampung atau kapasitas agar pasien Covid-19 mendapatkan perawatan yang cepat dan maksimal sehingga segera pulih.
"RSPAU dr S Hardjolukito menyediakan gedung tiga lantai dengan kapasitas kurang lebih 151 pasien dan akan benar-benar diisolasi guna memaksimalkan perawatan pasien Covid-19. Kami bekerja sama dengan Dinkes DIY guna melengkapi segala fasilitas yang diperlukan," kata Humas RSPAU dr S Hardjolukito Letkol Agung.
Pihaknya sedang menunggu dari Pemda DIY terkait kapan bisa resmi beroperasi menangani pasien positif Covid-19, namun dipastikan segera beroperasi, mengingat kebutuhannya mendesak.
Sultan HB X mengaku puas dengan kesiapan RSPAU dr S Hardjolukito. Dengan peran aktif RSPAU Hardjolukito, penanganan pasien Covid-19 bisa lebih optimal. Huda mengapresiasi kecepatan Pemda DIY melakukan antisipasi dari sisi kesehatan, dan pihak AU dan RS Hardjolukito yang menyediakan diri sebagai RS Rujukan Utama. Menurutnya, untuk ukuran persiapan dan antisipasi pandemi ini RS Hardjolukito cukup layak, meskipun masih ada kekurangan di berbagai sisi perlengkapan, Alat Pelindung Diri (APD) maupun SDM. Huda berharap Pemda DIY bisa mencukupi kekurangan tersebut.
Menurutnya, DPRD DIY siap 'back up' dari sisi kebijakan maupan anggaran agar semua persiapan dan penanganan ini lancar.
Menurut Pembajun dan Sultan HB X, Pemda DIY memang berencana memusatkan penempatan pasien positif Korona (Covid-19) di dua Rumah Sakit yaitu RSPAU Dr S Hardjolukito dan RSUP Dr Sardjito supaya lebih fokus dan terkoordinir. Sebab penanganan pasien Covid-19 di DIY masih tersebar di beberapa RS Rujukan.
Menurut Pembajun, fasilitas sarpras terutama ruangan RSPAU dr S Hardjolukito sudah cukup baik, bisa menampung 150 pasien untuk ruang isolasi kasus virus Korona.