Deteksi Dini Glaukoma Cegah Kebutaan

Photo Author
- Selasa, 3 Maret 2020 | 23:20 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Data dari International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) 2010 penderita glaukoma mencapai 60,6 juta individu. Diperkirakan tahun 2020, secara global kejadiaan glaukoma mencapai 76 juta dan pada tahun 2040 meningkat menjadi 111,8 juta. Hal ini mendorong pentingnya dilakukan deteksi dini yang dikampanyekan dalam World Glaucoma Week 2020.

"Glaukoma penyebab kebutaan kedua terbesar setelah katarak. Data Riskesdas 2017 kasus baru glaukoma pada pasien rawat jalan rumah sakit di Indonesia mencapai 80.548 kasus. Deteksi dini penting untuk mencegah kebutaan," tegas Direktur Utama RS Mata Dr YAP dr Eny Tjahjani Permatasan SpM MKes kepada wartawan, Selasa (3/3)

Didampingi Direktur Pelayanan dan Pendidikan dr Erin Arsianti, SpM MSc MPH dr Tatang Talka Gani SpM(K), dan dr Ganjar Sulaksmono disebutkan puncak WGW 2020 atau Pekan Glaukoma Sedunia dengan tema GREEN (Go get your eyes tested for glaucoma) digelar Minggu (8/3) di Rumah Sakit Mata ‘Dr YAP' Yogya.

"Rangkaian acara dengan Fun Walk, deklarasi 'Prevent Glaucoma, Save Your Sight’ kemudian Talk Show tentang Glaukoma dan Sosialisasi Bank Mata Yogyakarta, pemeriksaan mata gratis dengan dokter spesialis mata. Juga ada Stand edukasi kesehatan : stand farmasi, gizi dan pemeriksaan GDS, layaanan RS, simulasi gangguan penglihatan, serta stand Bank Mata," jelasnya.

Glaukoma sering disebut pencuri penglihatan, karena gejalanya tidak dirasakan. "Kebanyakan pasien yang masuk ke RS Dr Yap sudah pada kondisi lanjut bahkan parah, Glaukoma hanya bisa dicegah supaya tidak semakin parah dengan obat seumur hidup, atau operasi tapi tidak bisa mengembalikan penglihatan seperti semula," jelasnya.

Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf mata yang kronis dan progresif disebabkan peningkatan tekanan bola mata sebagai salah satu faktor risiko utamanya. "Jika tidak segera ditangani, glaukoma menyebabkan penurunan penglihatan ineversible yang dapat menuju kebutaan. Glaukoma bisa menyerang siapa saja pada segala umur," jelasnya. (R-4)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X