YOGYA, KRJOGJA.com - Masyarakat DIY mulai mengeluhkan mahalnya harga gula pasir saat ini yang berkisar Rp 14.500 hingga Rp 15.000/kg pada pengujung Februari 2020. Mahalnya harga gula pasir tersebut dikarenakan pasokannya masih terbatas dan impor gula dari Australia dan Thailand masih tertahan antre di pelabuhan. Namun dipastikan harga gula pasir akan berangsur-angsur turun mendekati awal bulan Ramadan atau akhir Maret 2020.
Sumarni, ibu rumah tangga asal Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman mengaku harga gula pasir di warung sudah mencapai Rp 15.000/kg, sedangkan di supermarket masih di harga Rp 12.500/kg. Harga gula pasir di warung-warung biasanya hanya dikisaran Rp 12.500 hingga Rp 13.000/kg, namun beberapa bulan ini harganya sudah naik dan tidak turunturun hingga saat ini.
“Harga gula pasir makin mahal saat ini, itu membuat pengeluaran ekstra bagi ibu-ibu rumah tangga. Apalagi gula pasir merupakan kebutuhan bahan pangan pokok yang kami butuhkan sehari-hari,†ujar Sumarni.
Baca juga :
Hiu Paus Mati Terdampar di Pantai Congot
2.466 Warga Kota Yogya Ditargetkan Entas dari Kemiskinan
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto mengakui, harga gula pasir masih tinggi di pasaran saat ini. Diharapkan harga gula pasir sudah kembali normal kembali sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan memasuki bulan Ramadan atau diakhir Maret 2020.
“Kebutuhan gula pasir saat ini merata se-Indonesia sehingga distribusi dibagikan secara merata dan ketersediaan mengalami hambatan. Namun bisa mencukupi dan tidak mengalami kelangkaan karena pabrikan terus berproduksi. Harga gula pasir di pasar tradisional masih di harga Rp 14.500/kg alias melebihi HET,†paparnya.
Yanto menjelaskan hal lain yang menjadi kendala terbatasnya pasokan gula pasir dikarenakan terbatasnya kapal pengangkutan gula impor berupa raw sugar atau bahan baku gula pasir. Sehingga importir harus antre gantian untuk pengangkutannya baik dari Australia dan Thailand.
“Untuk pengadaan gula kristal putih (GKP) maupun gula rafinasi terus berjalan untuk mencukupi kebutuhan gula pasir di tanah air. Jadi selama distribusi pasokan belum lancar, harga gula pasir masih cukup tinggi,†tandasnya.
Apabila kondisi sudah normal tetapi harga gula pasir masih tinggi, pihaknya akan melakukan tindakan baik persuasif maupun represif. “Kami akan melakukan tindakan apabila harga gula pasir makin bergejolak karena gula merupakan barang kebutuhan pokok,†imbuh Yanto. (Ira)