Pembatasan Armada Tak Akan Ganggu Distribusi Sampah TPST Piyungan

Photo Author
- Jumat, 14 Februari 2020 | 11:32 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya memastikan pengelolaan sampah tetap tertangani dengan baik. Rencana pembatasan armada selama proses pembangunan di kawasan TPST Piyungan juga tidak akan mengganggu distribusi sampah dari Kota Yogya.

"Mungkin yang akan terdampak ialah armada kecil seperti pick up yang dikelola oleh swasta. Beda dengan dumptruck karena sampahnya bisa langsung ditaruh. Kalau yang pick up harus ada bongkar muat sehingga menjadikan antrean kendaraan menjadi lama," kata Kepala DLH Kota Yogya Suyana.

Selain itu, setiap armada yang masuk ke TPST Piyungan juga harus mengantongi rekomendasi dari pemerintah daerah masing-masing. Khusus di Kota Yogya, semua sampah yang disetorkan ke TPST Piyungan dikelola oleh DLH Kota Yogya menggunakan armada khusus berupa dumptruck. Oleh karena itu jika kelak ada pembatasan armada, maka tidak akan mengganggu proses pengelolaan sampah dari depo ke TPST Piyungan.

Suyana menambahkan, dalam sehari ratarata ada 80 kali trip perjalanan pengangkutan sampah ke TPST Piyungan. Sejak awal tahun ini juga belum ada persoalan distribusi sampah. Kelak saat ada proses pembangunan dermaga atau jalan di seputaran TPST Piyungan, dirinya menjamin sampah akan tetap tertangani. "Mungkin akan ada pengaruhnya namun juga tidak masalah," tandasnya.

Namun demikian, dirinya tetap meminta masyarakat bijak dalam memproduksi sampah. Sejauh ini volume sampah yang dihasilkan di Kota Yogya rata-rata mencapai 300 ton per hari. Jika tidak ada pengendalian sejak dari sumbernya atau rumah tangga, sampah akan terus menjadi persoalan.

Suyana pun mengingatkan kondisi darurat sampah di Kota Yogya yang terjadi pada 23-29 Maret 2019 lalu ketika TPST Piyungan tutup sementara akibat penuh. "Bijaklah pada sampah. Yang bisa dikelola, ya dikelola," pintanya.

Selain itu, upaya meminimalisir sampah yang disetorkan ke TPST Piyungan akan difokuskan pada sampah organik. Jika pada tahun lalu sudah dilakukan perluasan rumah kompos di Nitikan hingga 20 meter kubik, tahun ini DLH mendapat tawaran kerja sama dengan perguruan tinggi untuk pengembangan magot atau belatung pengurai sampah. (Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X