Agar Lebih Heboh, Perlu Libatkan Kampus dan Desa Wisata

Photo Author
- Minggu, 9 Februari 2020 | 14:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

YOGYA, KRJOGJA.com - Event Jogja Heboh terbukti mampu mendongkrak perekonomian DIY saat low season (Februari-Maret). Program great sale dan atraksi yang dihadirkan selama Jogja Heboh mampu menarik wisatawan berkunjung dan berbelanja di Yogyakarta. Namun, agar lebih heboh lagi, pihak penyelenggara perlu melibatkan dunia kampus dan desa wisata.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (FE UST) Agus Dwi Cahya MM mengatakan, sebagai kota pelajar dan pendidikan, Yogyakarta memiliki banyak sekali perguruan tinggi negeri/swasta dengan ratusan ribu mahasiswa dan dosen. Para mahasiswa itu banyak yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sehingga kalau para mahasiswa tersebut dilibatkan, maka akan menjadi sarana promosi efektif pariwisata atau produk-produk UMKM DIY dikenal ke seluruh Indonesia.

"Para mahasiswa ini bisa dibilang wisatawan lima tahunan. Mereka itu tersambung (nge-link) dengan daerahnya, jadi segmen mahasiswa jangan dilupakan. Kalau kampus dilibatkan maka Jogja Heboh bisa semakin heboh lagi," terang Agus kepada KRJOGJA.com, Sabtu (8/2/2020) malam.

Menurut Agus, para mahasiswa luar daerah ini, banyak yang disponsori oleh pemerintah daerahnya, sehingga tak heran di Yogyakarta banyak berdiri asrama-asrama mahasiswa luar daerah. Mereka perlu dilibatkan misalnya sebagai pengisi event kesenian di Jogja Heboh. Kegiatan tersebut tentu akan mereka tayangkan dalam website yang akan dilihat oleh banyak orang terutama masyarakat daerah asal. "Mahasiswa ini aset besar lintas provinsi," ujarnya.

Selain itu, perlu dilibatkan dosen-dosen kampus yang pasti punya program-program pengabdian kepada masyarakat berupa pembinaan UMKM di desa-desa. Potensi dosen juga Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) di kampus-kampus bisa difasilitasi dengan penyelenggaraan event pameran edukasi. "UMKM perlu diberdayakan, sedangkan dosen dituntut melakukan program pengabdian masyarakat. Kalau ini bisa difasilitasi, potensinya luar biasa untuk mendukung perekonomian DIY," kata Agus.

Kemudian yang tak kalah penting perlu dimunculkan dalam Jogja Heboh adalah potensi desa-desa wisata yang banyak di DIY. Menurut Agus, untuk memunculkan potensi dari desa-desa wisata perlu sentuhan dan pendampingan para akademisi kampus yang punya basik pengetahuan mumpuni di bidangnya. "Sering kali masyarakat desa tidak bisa menemukan potensi yang bisa digarap dan dioptimalkan sehingga butuh masukan dari pakar. Keberadaan desa wisata ini sangat penting sebagai penopang perekonomian Yogya," tuturnya.

Dikatakan Agus, banyak wisatawan yang perlu suasana lain menikmati Yogyakarta, setelah puas mengunjungi objek-objek wisata mainstream. Desa wisata ini bisa menjadi alternatif destinasi wisata yang perlu dipromosikan melalui Jogja Heboh. Apalagi desa wisata punya produk unggulan seperti kerajinan, kuliner atau menawarkan pengalaman hidup di pedesaan yang tidak dijumpai di perkotaan seperti membajak sawah, beternak dan lain-lain. "Perlu sinergi banyak pihak untuk mendongkrak desa wisata. Ini bisa dimulai melalui event Jogja Heboh," pungkasnya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X