YOGYA, KRJOGJA.com - Ojek Difa City Tour Yogyakarta merupakan salah satu wujud kemandirian usaha jasa layanan ojek online untuk kaum disabilitas. Namun, masyarakat masih kurang peduli terhadap keberadaan ojek difabel. Berdasarkan hasil observasi, kekurangpedulian masyarakat seperti pernah terjadi tabrak lari di jalan karena konstruksi kendaraan yang memakan tempat dan kondisi keterbatasannya sehingga harus berjalan pelan-pelan.
Selain itu, dilihat dari konstruksi sepeda motor yang digunakan Ojek Difa masih terdapat beberapa kekurangan. Di antaranya belum menerapkan kaidah ilmu ergonomi secara tepat. Kemudian dalam perancangan desain kurang memperhatikan pengukuran yang akurat, kekuatan bahan serta momen yang diizinkan. Kondisi tersebut menginspirasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST).
"Dari kekurangan desain sepeda motor tersebut, kami dapat menyubstitusikan bidang ilmu keahlian teknik mesin dalam memodifikasi desain baru yang lebih ergonomis dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan pengemudi dan penumpang ojek difabel," terang Ketua Tim PKM UST, Dianna Ratnawati MPd kepada KRJOGJA.com, Sabtu (14/9/2019). Adapun anggota Tim PKM UST Desy Rufaidah MPd dan Nurcholish Arifin MPd.
Dijelaskan Diana, modifikasi yang ditawarkan mengedepankan pertimbangan antropometri pengemudi sehingga diperoleh konstruksi tempat duduk yang akuisi untuk pengemudi dengan keterbatasan kaki. Lebar kendaraan disesuaikan dengan lebar kursi roda karena desain ini khusus dibuat untuk penumpang berkursi roda.
Lebih jauh tim juga memperhatikan safety factor dalam penghitungannya dengan menambahkan atap peneduh yang dijadikan satu antara pengemudi dengan penumpang, modifikasi hand presneling untuk memudahkan pengemudi mengatur kecepatan/pindah gigi serta konstruksi yang lebih landai pada pintu belakang untuk memudahkan memasukkan kursi roda.
"Dalam kegitan PKM ini kami melibatkan mahasiswa untuk menghasilkan produk teknologi tepat guna/sepeda motor. Kolaborasi dosen dan mahasiswa merupakan wujud implementasi sistem among yang menjadi salah satu ajaran Tamansiswa," tuturnya. Di samping melakukan redesain sepeda motor Ojek Difa, Tim PKM UST juga berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kaum difabel melalui serangkaian kegiatan pelatihan ergonomi, pelatihan desain dengan AutoCAD, pelatihan pengecatan, pengelasan hingga pelatihan public speacking. Pelatihan dilaksanakan 17 Juni sampai 7 September 2019 di dua tempat yaitu kantor Difa city Tour dan bengkel Pendidikan Teknik Mesin UST.
Â
Menurut Diana, pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban dosen yang tertuang dalam Caturdharma UST. Kegiatan PKM ini mendapat hibah PKM 2019 dari DRPM Dikti melalui skema Program Kemitraan Masyarakat. Dalam kegiatan pengabdian Tim PKM UST bekerja sama dengan Triyono selaku owner Difa City Tour untuk bersama-sama mengangkat kesetaraan kaum difabel dalam lingkup kehidupan bermasyarakat. (Dev)