Sumur Tercemar, Warga Karangnongko 'Geruduk' DLH DIY

Photo Author
- Selasa, 30 Juli 2019 | 14:10 WIB
Warga melakukan berduyun-duyun datangi kantor DLH DIY. (Foto: Harminanto)
Warga melakukan berduyun-duyun datangi kantor DLH DIY. (Foto: Harminanto)

YOGYA, KRJOGJA.com - Protes pencemaran limbah di saluran irigasi, puluhan warga Karangnongko Panggungharjo Sewon Bantul mendatangi kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DIY Selasa (30/7/2019) siang. Warga meminta pemerintah segera mengusut tuntas dalang di balik pencemaran yang 15 tahun terakhir dianggap mengganggu kehidupan warga setempat. 

Waljito, koordinator warga masyarakat Karangnongko mengungkap warga sejak dua minggu terakhir telah melakukan protes ke DLH Kabupaten Bantul. Namun, menurut dia limbah terus mengalir yang lantas membuat warga geram dan menutup saluran tersebut. 

“Kami tergabung dalam masyarakat peduli lingkungan hari ini melakukan aksi. Kami sudah muak 15 tahun ada limbah mencemari lingkungan kami, meracuni warga kami. Kami datang mendukung DLH mengusut tuntas siapa biang pencemaran tersebut. Kami minta pemerintah segera menyelesaikan agar warga tidak terganggu dan teracuni,” serunya di depan massa aksi. 

Menurut dia, banyak kerugian yang dialami warga diantaranya biota air yang mati, sumur tercemar hingga badan gatal-gatal akibat terdampak pencemaran. Warga pun meminta DLH untuk membuka siapa sebenarnya pihak yang harus bertanggungjawab dan menyudahi kiriman limbah di saluran irigasi. 

“Kita sinyalir dari industri karena baunya menyengat. Dua pekan ini limbah terus mengalir meski sudah mengadu ke DLH Kabupaten Bantul. Kita nyatakan segera usut tuntas dan tanggung jawab karena sudah 15 tahun lebih dicemari. Dampaknya banyak, ikan mati, biota habis, beberapa sumur warga tercemar. Limbah itu warnanya putih, bau menyengat dan kadang ada asap mengepul. Kemungkinan salah satu industri wilayah Sewon Bantul, kita punya data,” tukasnya. 

Sementara Kuncoro Hadi Purwoko Kepala Bidang Penataan, Pengkajian dan Pengimbangan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup DIY menyampaikan pihaknya telah melakukan kajian dan penelusuran di saluran irigasi tercemar limbah tersebut. “Kami kelangan enggok ketika sampai di pondok pesantren, sebelumnya kita sudah telusuri dari hulu. Kami juga sudah lakukan pengujian pada air dan hasilnya sudah keluar. Kami akan buka pada masyarakat tapi harapannya disikapi dengan kepala dingin,” tandas dia. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X