YOGYA, KRJOGJA.com - Jaringan manajemen lalu lintas didukung ketersediaan sarana dan prasarana (sarpras) merupakan kunci utama keberhasilan penerapan kawasan semi pedestrian di Malioboro. Hal ini ditekankan Pelaksana Harian Unit Manajemen Tim Pelaksana Percepatan Pembangunan Program Prioritas (TP5) DIY, Rani Sjamsinarsi kepada KR di Yogyakarta, Sabtu (29/6).
"Jaringan manajemen lalu lintas yang perlu dicermati terutama bagi warga yang lewat, sarprasnya memenuhi atau tidak, baik sirip-siripnya maupun jalan di luar kawasan semi pedestrian Malioboro. Perlu dipikirkan dengan matang dan evaluasi tuntas apabila semi pedestrian benar-benar diterapkan di kawasan Malioboro,†kata Rani.
Rani mengatakan perlunya pengaturan untuk Jalan Mataram dan jalan-jalan lain di seputaran kawasan Malioboro tersebut agar tidak terkena dampak kepadatan. Semisal di Jalan Mataram tersebut tidak boleh untuk parkir kendaraan sehingga tidak menambah
kemacetan apabila Malioboro ditutup nantinya. Selanjutnya kesiapan sarprasnya seperti sirip-sirip di kawasan Malioboro seharusnya bebas dari pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan sehingga bisa memaksimalkan kapasitas jalan di sirip tersebut.
â€Yang utama, harus dievaluasi tetap jaringan lalu lintas, karena kita kan by design. Jika kendaraan bermotor tidak boleh lewat Malioboro, harus dialihkan ke mana, itulah yang harus difasilitasi. Mulai dari tempat parkir, tempat untuk putar balik, rambu lalu lintas, loading time dan sebagainya, yang merupakan sarpras untuk mendukung Malioboro menjadi kawasan semi pedestrian,†jelas Rani.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PUPESDM) DIY ini menegaskan pengaturan manajemen lalu lintaslah yang harus dilakukan untuk mewujudkan kawasan semi pedestrian di Malioboro. Hal itu mengingat kapasitas jalan di kawasan tersebut sudah tidak mungkin lagi ditingkatkan serta sarprasnya juga harus ikut dipenuhi. â€Kita bisa berkaca pada kawasan semi pedestrian di luar negeri, dimana jalan itu nyaman bagi pejalan kaki,†tandasnya.
Menurut mantan Plt Sekda DIY tersebut, butuh inovasi dan kreasi tanpa meninggalkan ciri khas pedestrian agar bisa diterapkan di kawasan Malioboro. Sebab, konsep kawasan semi pedestrian adalah orang nyaman berjalan kaki sambil berbelanja dengan santai. (Ira)