YOGYA , KRJOGJA.com - Warga Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta mengadakan gelar upacara adat Ruwahan, Sabtu (04/05/2019). Kegiatan yang telah memasuki tahun kedua penyelenggaraan ini untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan 1440 H.
Ketua Panitia Drs H Widodo Yuwono mengatakan, kegiatan dikemas dalam bentuk kirab budaya tradisi apeman mengelilingi lingkungan Kelurahan Purwokinanti. Ada 10 gunungan yang diarak warga terbuat dari kue apem, ketan dan kolak sebagai simbol Ruwahan. "Sebanyak 10 gunungan ini persembahan dari 10 RW se-Kelurahan Purwokinanti," ujar Widodo kepada KRJOGJA.com disela acara.
Dijelaskan Widodo, untuk menambah semangat warga, pawai budaya Ruwahan dilombakan antarRW memperebutkan piala bergilir GKBRAA Paku Alam, piala tetap dan hadiah uang tunai. Warga sangat antusias dengan menampilkan kreatifitas dan tari-tarian tradisional. "Kirab budaya ini didanai dari dana keistimewaan (danais) tahun 2019," teranya.
GKBRAA Paku Alam (istri Paku Alam X) yang hadir dalam acara tersebut sangat mengapresiasi kirab budaya tradisi apeman karena merupakan wujud pelestarian budaya. Selain itu keterlibatan seluruh warga dalam acara tersebut akan memperkuat kerukunan antarwarga. "Saya berharap kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun jelang Ramadan," ujarnya. Hadir dalam acara Camat Pakualaman dan Lurah Purwokinanti.
Budayawan Achmad Charris Zubair mengatakan, budaya tradisi ruwahan sangat dalam maknanya. Adanya kolak dalam tradisi tersebut merupakan simbol harmoni antara manusia sebagai makhluk dengan Tuhan sebagai pencipta. Sedangkan ketan dan apem bermakna memohon ampunan atas segala kesalahan. "Budaya sangat penting dalam kehidupan, sehingga harus dijaga dan dilestarikan," katanya. (Dev)