Pengembangan Wisata Berbasis Mitigasi Bencana Butuh Perencanaan

Photo Author
- Kamis, 25 April 2019 | 22:13 WIB
Prof Wiendu Nuryanti PhD saat menyampaikan paparan  (Foto: Devid Permana)
Prof Wiendu Nuryanti PhD saat menyampaikan paparan (Foto: Devid Permana)

YOGYA, KRJOGJA.com - Pengembangan pariwisata jangan hanya berorientasi pada peningkatan angka jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal atau jumlah uang yang dibelanjakan. Meskipun hal tersebut penting, namun ada hal lain yang tak kalah penting diperhatikan yaitu dampak kerentanan terhadap bencana.

Ketua Program Doktor Departemen Arsitektur dan Perencanaan (DeTAP) UGM Prof Wiendu Nuryanti PhD mengatakan, pemerintah dalam hal ini pihak-pihak pemegang kebijakan di bidang pariwisata perlu memiliki suatu perencanaan komprehensif mengenai pengembangan pariwisata berbasis mitigasi bencana.

"Kuncinya adalah penguatan sumber daya manusia yang memahami pariwisata tidak hanya soal angka-angka jumlah kunjungan, tetapi dipikirkan juga kebijakan dan rencana strategis pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata yang tanggap bencana," terang Prof Wiendu kepada wartawan disela pembukaan International Workshop On Resilience and Coastal Tourism in South East Asia (Rescoast-IQ) di University Club UGM Yogyakarta, Kamis (25/4/2019). Workshop dibuka oleh Ketua Departemen Arsitektur dan Perencanaan (DeTAP) UGM Dr Ir Ahmad Sarwadi MEng.

Menurut Wiendu, Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki potensi destinasi alam sangat luas dan bervariasi. Destinasi pariwisata alam bahari termasuk pantai dan pulau-pulau kecil merupakan salah satu kekuatan kepariwisataan negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk menarik kunjungan wisatawan internasional.

Namun demikian, disamping potensi kepariwisataan yang besar, kawasan ini juga merupakan kawasan rawan bencana karena berada di jalur ring of fire-circum pacific belt dan patahan sesar Eurasia dan Indo-australia. Ini bisa memicu aktifitas tektonik (gempa), tsunami, aktifitas vulkanik (erupsi gunung api). Selain itu potensi kebencanaan lainnya antara lain cyclone dan gelombang pasang tinggi.  (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X