YOGYA, KRJOGJA.com - Program Bulan Dana PMI Kota Yogya 2018 resmi berakhir dan ditutup, Selasa (22/1). Dari target Rp 400 juta, realisasinya mencapai Rp 376,8 juta atau naik 19 persen dari capaian tahun 2017 lalu yang mencapai Rp 314,7 juta. Meski demikian, capaian tersebut masih jauh di bawah kebutuhan operasioal PMI Kota Yogya yang mencapai Rp 1 miliar dalam setahun.
"Operasional PMI ini sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Sumber dana kami sangat mengandalkan penggalangan dalam Bulan Dana," tandas Sekretaris PMI Kota Yogya Lilik Kurniawan.
Operasional PMI yang mengandalkan Bulan Dana tersebut antara lain untuk kesiapsiagaan penanganan bencana, pelayanan sosial dan kesehatan, donor darah serta pembinaan generasi muda. Khusus untuk pelayanan darah, setiap kantongnya membutuhkan Rp 360.000 untuk memproses darah seperti membeli reagen dan kantong darah.
Ketua Bulan Dana PMI Kota Yogya 2018 yang juga Komandan Kodim 0734 Yogya Letkol Inf Bram Pramudia, menilai PMI merupakan organisasi sosial kemanusiaan dan swadaya masyarakat. Oleh karena itu PMI mengandalkan kekuatan dan dukungan masyarakat mulai dari dana sukarela dan tenaga sukarela.
"Meski realisasi masih belum sesuai kebutuhan, namun kita harus tetap mengapresiasi berbagai pihak yang sudah terlibat seperti instansi pemerintah, pengusaha, akademisi serta masyarakat luas," urainya.
Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, mengungkapkan setiap usaha penggalangan dana PMI selalu menjadi tantangan. Tidak hanya di setiap daerah di Indonesia melainkan juga lembaga kemanusiaan serupa di luar negeri. Organisasi kemanusiaan di luar negeri, imbuh Heroe, kerap melakukan penggalangan dana melalui penjualan produk bekas dari masyarakat. (Dhi)
