YOGYA, KRJOGJA.com - Belakangan, Indonesia seolah sedang diaduk-aduk oleh berbagai kepentingan yang ingin memanfaatkan situasi pemilihan umum. Mengatakan calonku paling baik, yang lain tidak seolah menjadi kebiasaan baru berbagai kelompok masyarakat di banyak daerah Indonesia.Â
Alhasil, sebagai bangsa besar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), masyarakat terkesan menjadi lupa diri. Tak lagi penting kesatuan dan kebersamaan, yang ada hanya aku dan aku saja.Â
Pernyataan tersebut muncul dalam diskusi sekaligus konferensi pers bersama komunitas Janji Bakti NKRI di kawasan Jalan Timoho Yogyakarta Rabu (23/1/2019). Kekhawatiran bangsa menjadi teraduk oleh kekuatan asing yang tak senang dengan kemajuan Indonesia menyeruak hingga memunculkan gagasan mempersatukan.Â
Endardi, Ketua Janji Bakti NKRI pun akhirnya menggagas sebuah acara budaya sarat makna Tapa Mbisu Mubeng Beteng yang bakal dilaksanakan Kamis (24/1/2019) malam dimulai dari Pagelaran Kraton Yogyakarta. Agenda tersebut ditegaskannya lepas dari unsur kepentingan apapun termasuk penyandang dana dari pihak tertentu.Â
“Kami ingin ajak semua elemen masyarakat, apakah pilih A atau B atau bahkan meyakini hal apapun untuk satu dalam topo mbisu nanti. Kita harus kembali jadi jati diri orang Indonesia, tidak ada pandang SARA, sadar senasib sepenanggungan sebagai masyarakat sebangsa,†ungkapnya.Â
Topo bisu yang memiliki makna merefleksikan diri untuk berdoa bagi Yogyakarta dan Bangsa Indonesia dirasakan menjadi wahana yang paling tepat dilakukan kali ini. “Menurut kami, kita harus mengambil waktu untuk diam dan merefleksikan diri, kita niatkan membangun NKRI,†sambungnya.Â
Sukabiwata, Sekretaris Janji Bakti NKRI menambahkan kegiatan Topo Mbisu Mubeng Beteng akan dimulai pukul 22.00 WIB dari Pagelaran Kraton. Tak kurang 500 orang akan ikut ambil bagian dalam agenda yang diinisiasi oleh dan untuk masyarakat ini.Â