YOGYA, KRJOGJA.com - Stasiun Tugu akan dikembangkan dan diarahkan menjadi Transit Oriented Development (TOD) yang pengembangannya diselaraskan dengan kerangka besar pembangunan Kawasan Malioboro kedepannya. Stasiun Tugu yang dikembangkan dengan basis TOD ini digadang-gadang bakal menjadi solusi dan pemecah persoalan yang selama ini terjadi di Kawasan Malioboro seperti kemacetan, parkir dan lain-lain.
Konsep pengembangan stasiun dengan TOD berfokus pada transportasi publik yang bisa diakses ke berbagai transportasi publik lainnya untuk berpindah jalur dan berganti moda sesuai kebutuhan sekaligus memudahkan sistem transportasi agar warga mudah menjangkau kawasan industri dan pusat perkotaan dari tempat mereka tinggal. Guna mendukung pengembangan TOD ini, jalur pedestrian harus ditata senyaman mungkin sehingga menarik minat untuk beralih ke angkutan publik yang juga dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi. Sehingga lebih mengedepankan kualitas hidup warganya bukan mengedepankan mewadahi kendaraan pribadi.
Gubernur DIY Sultan HB X menjelaskan kesepakatan bersama tersebut akan menjadi landasan bersama untuk melakukan sinergi dalam pengembangan Stasiun Tugu sebagai TOD yang pembangunannya harus diselaraskan dengan kerangka besar pembangunan Kawasan Malioboro. Penandatanganan kesepakatan antara Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dam PT Hutama Karya (Persero) tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakan Pemda DIY dengan PT KAI (Persero) di Bandung pada 28Â Juni 2007 lalu.
"Kami akan tidaklanjuti dalam perjanjian kerjasama teknis OPD masing-masing pihak sehingga tugas dan fungsinya sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku," ujar Sultan usai menandatangani kesepakatan bersama Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dan PT HK (Persero) di Gedhong Pracimosono Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/10/2018).
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, terkait dengan rencana revitalisasi Stasiun Tugu tidak ada pembebasan lahan. Hal itu dikarenakan, lahan di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta mayoritas adalah tanah kekancingan milik Kraton, yang hak pengelolaannya diserahkan kepada PT KAI. Adapun untuk revitalisasi Stasiun Tugu Yogyakarta diharapkan bisa dimulai tahun depan. Kendati demikian untuk kepastiannya masih menunggu pembahasan lebih lanjut. Untuk sistem yang akan diterapkan di stasiun adalah transit oriented development dengan konsep lokasi parkir di bawah tanah.
Sementara itu Kepala PT KAI Daop 6, Eko Purwanto menjelaskan, pihaknya bersama dengan Pemda DIY, Pemkot Yogya, Kraton dan HK sudah melakukan penandatangan MoU tentang pengembangan Stasiun Tugu yang terintegrasi untuk pariwisata Yogya. Karena salah satu tujuan revitalisasi Stasiun Tugu adslah untuk menunjang pariwisata di Yogyakarta. Mengingat lokasi Stasiun Tugu berada di dekat Malioboro yang menjadi ikon pariwisata di Yogya.
"Rencananya revitalisasi Stasiun Tugu terintegrasi dengan pariwisata di Yogyakarta untuk connect dengan apa yang ada di Yogyakarta ini. Nanti detailnya akan kami jelaskan lagi, setelah ada pembahasan lebih detail," tambahnya. (Ira/Ria)