YOGYA, KRJOGJA.com - Puluhan anak Kampung Jetisharjo antusias memperhatikan proses pembuatan topeng berbahan dasar limbah kertas dalam Workshop Topeng di Kampung Wisata Code Cokrodiningratan. Tidak hanya itu, mereka juga diizinkan untuk turut memptaktekkan cara membuatnya.Â
Ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam Festival Blusukan Kangen Kampung( 14/10/2018). Bukan hanya anak-anak, remaja, mahasiswa dan orang tua pun juga ikut serta. Sardiman (58), seniman pembuat topeng yang menjadi pengisi dalam workshop ini mengungkapkan penggunaan limbah kertas sebagai bahan dasar karena banyak hal, diantaranya untuk memanfaatkan banyaknya limbah kertas, menjaga lingkungan serta harga yang ekonomis.Â
"Harapan dari adanya workshop ini agar nanti ke depannya akan ada Sardiman-Sardiman lain, yang bisa mengubah limbah menjadi suatu yang berguna, tidak hanya menjadi abu dan polusi saja," ungkap pria yang sudah menekuni seni ini selama 8 tahun terakhir.Â
Masing-masing peserta diberikan adonan bubur limbah kertas yang sudah dicampur air dan lem kayu, satu buah mangkuk dan kertas koran utuh untuk mencetak topeng serta triplek sebagai alas membuat topeng. Mereka dipersihlakan untuk berkreatifitas sebebas mungkin dengan waktu yang tidak lama. Beberapa kali,Sardiman memberi arahan dan imbauan untuk para peserta yang terlihat kikuk ketika membuat topeng.
Rena (11), salah satu peserta mengaku sedikit kesulitan karena baru pertama kali membuat topeng. "Susah, terutama pas bikin mulutnya," ungkap siswa kelas 6 SD yang membuat topeng lelaki berambut keriting ini. (Garin Essyad Aulia)