YOGYA, KRJOGJA.com - Multikultural sebagai identitas bangsa Indonesia tengah mendapatkan ujian. Spirit keutuhan NKRI terancam oleh dampak negatif teknologi (gadget) dengan banyaknya info-info hoax (hoks) berbau SARA yang kerap muncul di media sosial (medsos).Â
"Peran para relawan medsos di era digital ini sangat strategis dalam mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa," terang Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari DIY, GKR Hemas dalam kegiatan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang mengangkat tema 'Relawan dan Media Sosial yang Kondusif bagi Keutuhan Bangsa' di Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis (13/9/2018).
Menurut Hemas, survei Asosiasi Jasa Internet Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2016 mencapai 129 juta orang lebih atau lebih dari separo (50%) penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, sekitar 94% konten yang paling banyak diakses adalah media sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa baik buruknya konten medsos yang beredar, sangat dipengaruhi oleh jari-jemari para netizen termasuk para relawan medsos.Â
"Sikap empati, merasakan apa yang orang lain akan rasakan harus menjadi pertimbangan sebelum kita memposting, meretweet atau mengirimkan pesan di medsos," katanya.
Hal senada diungkapakn Kepala Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM Dr Heri Santoso yang mengatakan bahwa peran relawan Pancasila dan medsos sangat penting untuk mengajak masyarakat bijak dalam bermedsos sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Menurut Heri, banyak permasalah yang dihadapi bangsa Indonesia dan DIY seperti darurat narkoba, terorisme, pornografi, LGBT, maraknya aksi klitih di kalangan pelajar dan lain-lain. Jika hal ini tidak segera dicegah, maka image Yogakarta sebagai kota pelajar akan berubah menjadi kota yang tidak aman bagi pelajar. "Relawan Pancasila dan Medsos harus mengenali masalah-masalah ini, dirumuskan kerangka pikirnya dan ambil taktik, strategi dan tindakan yang tepat," katanya.
Sedangkan Founder sekaligus Presiden Komunitas Info Cegatan Jogja (ICJ), Yanto Sumantri mengatakan, fungsi utama media sosial adalah untuk bersosialisasi yaitu mencari informasi atau menginformasikan sebagai bentuk partisipasi sekaligus berbagai dengan sesama. Para relawan medsos bisa berperan dengan memberikan informasi yang benar sesuai fakta dan yang memberi kesejukan kepada masyarakat. (Dev)