Saint League Murni Dianggap Untungkan Partai Besar, 'Wasit' Diminta Netral

Photo Author
- Selasa, 11 September 2018 | 01:11 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 membutuhkan perjuangan total dan serius semua parpol peserta Pemilu, khususnya bagi partai kecil dan menengah. Sebab jika tidak, kursi legislatif akan diborong oleh partai-partai besar. 

Begitulah pandangan yang disampaikan anggota MPR RI dari DIY, H. Cholid Mahmud saat berbincang dengan media Senin (10/9/2018). Menurut Cholid partai-partai kecil dan menengah dinilai sulit untuk menyentuh satupun kursi karena adanya sistem Saint League Murni. 

“Kita ingat UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 dalam perhitungan konversi kursi menganut sistem Saint League Murni, yakni metode penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah dapil. Angka yang digunakan untuk pembagi adalah angka ganjil (1,3,5,7,dst). Jumlah suara yang telah dibagi oleh angka ganjil tersebut akan diperingkatkan dan menentukan siapa saja partai atau caleg yang lolos. Ini akan menguntungkan partai-partai besar saja,” ungkap Cholid. 

Cholid menjelaskan bahwa Pemilu yang Langsung Umum Bebas Rahasia (LUBER) adalah sarana yang sah dan konstitusional untuk memperbaiki Pemerintahan, bahkan juga untuk mengganti Presiden jika oleh kebanyakan rakyat Indonesia dirasa Presiden Indonesia sudah perlu diganti. “Hal ini merupakan cara sah dan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam konstitusi negara dan sudah biasa dipraktekan di alam demokrasi. Tapi, jika kebanyakan rakyat belum menghendakinya ya  Pejawat Presiden bisa lanjut satu periode lagi,” sambungnya. 

Wakil rakyat Dapil DIY ini Cholid mengingatkan, agar pemilu bisa berjalan aman dan damai, peserta harus memahami dan taat pada aturan yang berlaku. Disamping itu, penyelenggaraan pemilu harus benar-benar berjalan adil, transparan, dan jauh dari berbagai penyimpangan. 

“Oleh karena itu, jajaran KPU, Panwaslu, dan para “wasit” lainnya harus menjaga integritas dan profesionalitas dalam bertugas. Begitu pula, TNI, Polri, BIN sesuai dengan tugasnya masing-masing harus berdiri di tengah dan tidak terpancing ikut-ikutan menjadi “pemain”,” ungkapnya lagi. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X