Berharap Merapi 'Tak Ingkar Janji'

Photo Author
- Rabu, 23 Mei 2018 | 13:03 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) DIY menunjukkan, untuk terjadi letusan freatik sebanyak 6 kali Merapi membutuhkan waktu setidaknya 18 tahun terhitung sejak erupsi besar 2010 silam hingga sebelum Mei 2018. Namun sepanjang bulan ini saja 6 kali letusan freatik sudah terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua minggu terhitung mulai 11 Mei (1 kali), 21 Mei (1 kali), 22 Mei (3 kali) dan 23 Mei (1 kali).

Fenomena ini menjadi perhatian khusus bagi BPPTKG DIY karena 6 kali letusan freatik tersebut begitu intensif terjadi dalam waktu yang berdekatan. Meski sudah 6 kali meletus freatik selama Mei 2018 namun kondisi morfologi kawah Merapi sendiri tidak mengalami perubahan.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso mengatakan saat ini kondisi puncak gunung berbeda dari tahun 2006 maupun 2010 lalu dimana saat itu Merapi begitu runcing karena sumbat magma. Kondisi tersebut membuat BPPTKG DIY sulit memprediksi posisi keberadaan letak magma.

“Sekarang berbeda, kita sulit memprediksi magma sampai mana karena sistem magmatis di permukaan sangat berbeda dari 2006 dan 2010. Saat itu puncak jadi runcing tapi sumbatnya saat ini jauh lebih tipis sehingga indikasi yang dulu muncul sebelum erupsi 2006-2010 berbeda dengan saat ini,” ungkapnya kepada KRJOGJA.com, Rabu (23/05/2018).

Saat ini BPPTKG DIY tengah melakukan penelitian mendalam pada abu yang dikeluarkan dari letusan freatik terakhir. Dari abu inilah nantinya akan diteliti ada tidaknya kandungan mineral glass untuk bisa melihat kerberadaan magma.

“Semoga Merapi memberi tanda, kami teliti abu apakah ada kandungan mineral glass atau tidak karena itu mencerminkan magma. Aktivitas freatik selama ini trendnya jadi tanda terhadap aktivitas yang akan datang, kita hanya bisa menunggu dan mengikuti kedepan apakah jeda semakin pendek atau magnitude letusannya membesar,” ungkapnya lagi.

Trend yang terjadi di Merapi sendiri selama ini dilihat dari seringnya freatik akan mengarah ke magmatik. Meski demikian BPPTKG belum bisa memastikan karena hingga saat ini belum ada indikasi mengarah ke sana. “Tentu magma dinamis, terus bergerak tapi pergerakan sampai mana tidak bisa diketahui,” pungkas Agus. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X