YOGYA, KRJOGJA.com - Masyarakat sekitar Gunung Merapi, Senin (21/5/2018) dikagetkan dengan letusan freatik yang kembali dikeluarkan. Dalam delapan jam, Merapi tercatat dua kali mengalami letusan dan menyemburkan asap disertai abu yakni pukul 1.25 WIB dan 09.38 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY Hanik Humaida mengatakan dua kali letusan freatik yang terjadi memang sebuah hal yang jarang terjadi di Merapi. Meski demikian, Hanik mengungkap bahwa inilah karakter Merapi saat ini pasca letusan besar tahun 2010 lalu.
“Dua kali letusan yang terjadi hari ini pukul 1.25 WIB dan 9.38 WIB adalah letusan freatik dan sampai saat ini tidak ada perubahan morfologi di puncak Merapi. Letusan freatik ini merupakan karakter Merapi usai letusan besar tahun 2010 lalu,†ungkapnya pada wartawan.
Letusan terakhir pukul 09.38 WIB tadi menurut Hanik merupakan yang ke-9 kalinya setelah erupsi besar 2010 lalu. Namun, letusan freatik dua kali dalam delapan jam adalah yang pertama kalinya selama ini.
“Ini jaraknya terhitung dekat, kalau dari sejarah selama ini belum ada. Tidak ada deteksi dan tanda-tanda di seismik juga. Namun sekali lagi, tidak ada letusan magmatik dilihat dari data seismiknya,†sambung Hanik.
Meski letusan freatik terbilang sering namun BPPTKG DIY belum bisa menyatakan akan adanya tanda mengarah pada letusan magmatik. Pasalnya, indikasi yang tampak dari data visual maupun seismik tidak mendandakan adanya potensi tersebut. (Fxh)