YOGYA, KRJOGJA.com - Pembngunan talud Sungai Gajahwong menjadi program utama dalam TMMD Reguler ke-101 Kodim 0734 Yogyakarta di Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo. Pembangunan talud di sungai kawasan ini sangat mendesak lantaran selama ini Gajahwong sering menimbulkan banjir terutama saat musim penghujan tiba. Beberapa titik talud juga terlihat telah jebol sehingga perlu adanya peremajaan maupun pembangunan ulang.
Metode talud bronjong dipilih Satgas TMMD Reguler ke-101 Kodim 0734 Yogyakarta dalam menjawab tantangan Gajahwong. Membuat talud dengan metode bronjong juga dianggap lebih efisien dan cocok dengan karakter sungai tersebut.
“Mengapa dipilih kawat bronjong, karena kelemahan kawat bronjong dibanding tanggul beton tergolong lebih sedikit dibandingkan kelebihannya. Kawat bronjong selama ini menjadi pilihan yang banyak digunakan untuk membuat pelindung pada konstruksi bangunan,†ungkap Komandan Kodim 0734 Yogyakarta Letkol (Inf) Rudi Firmansyah di Poskotis TMMD Reguler ke-101, Rabu (25/04/2018).
Talud kawat bronjong dianggap lebih kuat dan kokoh dibanding dengan menggunakan beton permanen dari semen. Kelebihan lain dari kawat brojong juga tidak mudah longsor, sehingga tebing sungai tidak mudah tergerus air sungai walau saat deras sekalipun.
Dijelaskannya kawat bronjong sendiri merupakan kotak yang terdiri dari anyaman kawat baja dengan lapisan seng. Dalam penggunaannya kawat tersebut diisi dengan batu-batu untuk kemudian disusun sejara bertingkat menjadi sebuah tanggul.
Dalam sasaran program pembangunan talud Gajahwong, target yang harus dicapai Tim Satgas yakni sepanjang 180 meter. Untuk ketebalan dan tinggi talud yang harus dibangun yaitu 3 meter.
Saat ini sasaran dalam program ini telah memasuki tahap akhir. Tak sampai sepuluh hari talud ini akan selesai dibangun dan siap melindungi warga Kelurahan Pandeyan dari ancaman banjir serta tanah longsor. (Van)