YOGYA, KRJOGJA.com - Kurangnya dukungan pemerintah terhadap industri jamu tradisional di tanah air membuat produksi sektor ini tak bisa berkemban pesat. Padahal jika industri jamu tradisional dikelola serius maka akan mampu meningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan melestarikan budaya asli Indonesia.
“Pemerintah sampai saat ini belum menunjukan keberpihakanya kedapa Industri Jamu. Bisa dilihat saat ini sudah ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi obat kimia farmasi, tapi jamu yang merupakan produk kesehatan sekaligus kearifan lokal bangsa belum diperhartikan,†tegas Ketua Panitia Festival Minum Jamu, Widihasto Hasana Putra kepada KRJOGJA.com, Sabtu (17/02/2018).
Senada dengan itu salah satu Produsen Jamu asal Bantul, Herdiana Dewi Utari (45) mengungkapkan, sampai saat ini belum merasakan sentuhan dari pemeritah berkaitan pengembangan industri jamu tradisional. Selain itu Ia juga merasa kurangnya rekomendasi obat-obatan tradisional dari praktisi kedokteran saat ini.
“Saat ini saya merasa image jamu belum begitu baik di masyarakat, begitu pula dengan pemerintah dan praktisi kedokteran yang jarang merekomendasikan berbagai jenis jamu dalam kesehatan padahal jelas banyak manfaatnya,†ungkapnya.
Triana Hertiani, salah satu Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada mengungkapkan, industri farmasi sendiri tidak berorientasi untuk mengurangi pasar Jamu Tradisional. Menurutnya saat ini bahkan industri farmasi tertarik untuk mulai menciptakan berbagai olahan herbal yang sejalan dengan Industri Jamu.
“Seharusnya kedua Industri ini bisa berjalan bersama, karena baik herbal tradisional maupun kimia farmasi memiliki porsi masing-masing dalam dunia kesehatan,†jelas dosen farmasi tersebut. (Hammam Izzuddin)Â