KRJogja.com - Libur Natal dan Tahun Baru 2018 ini permintaan tour & travel naik hingga 20 persen. Hampir semua armada baik besar maupun kecil habis disewa. Bisnis tour & travel sejalan dengan pariwisata Yogya, maka memasuki Tahun 2018 yang merupakan Tahun Politik, para pelaku bisnis travel tetap optimis karena dinamika di Yogya sangat kondusif.
"Pariwisata sangat rentan isu politik dan keamanan, Saat ini kita sudah mulai mengerjakan paket-paket yang akan ditawarkan di tahun 2018. Optimis Yogya tetap menjadi magnet pariwisata domestik maupun asing. Ke depan kita harus lebih cepat dan efisien karena kita hidup di era milineal dimana kekuatan teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran," papar Ketua Association Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) DIY Udhi Sudiyanto kepada KRJogja.com, Selasa (2/1).
Udhi menyebutkan branding dan pemasaran Yogya disamping dikerjakan secara konvensional tetapi juga harus dengan teknologi baru agar tidak ketinggalan. "Kita sudah menggunakan digital marketing, salah satu bentuk kolaborasi ASITA seIndonesia kita telah ada asitago.com kemudian segera akan launching jogjaheboh.com," papar Udhi.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istidjab M Danunagoro menyebutkan setelah okupansi hotel penuh pada libur Natal dan Tahun Baru, kini Selasa (2/1) mulai turun dan sepi karena wisatawan sudah masuk kerja. "Kecuali ring satu dan beberapa di ring 2 masih ada tamu, yang siap-siap mau pulang ke Jakarta dan lainnya," ungkapnya.Â
Senada Istidjab menyatakan optimis pariwisata, hotel dan restoran di Yogya menjadi pilihan di tahun 2018. "Selama suasana Yogya tetap bisa terjaga kondusif, kita pelaku wisata semuanya optimis," tegas Istidjab. (M-3)Â
