YOGYA (KRjogja.com) – Muhammad Rizal Saanun menjadi wakil Indonesia pada ajang CIMB Young ASEAN Leaders (CYAL) 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kegiatan yang akan dilaksanakan 2 -7 Desember 2017 bekerjasama dengan Universiti Kabangsaan Malaysia (UKM) akan diikuti 100 mahasiswa jenjang S-1 se-ASEAN.
Untuk masuk dalam kuota 100 dan mewakili Indonesia, Rizal harus berkompetisi dengan sekitar 1.000 pendaftar. CYAL 2017 merupakan program beasiswa tingkat ASEAN untuk mahasiswa S1 yang berasal dari negara-negara kawasan ASEAN.
Rizal saat ini tercatat sebagai mahasiswa International Program of International Relations Fisipol UMY angkatan 2014. Kesempatan ini bisa diraih dengan seleksi panjang dan ketat. Dimulai dari tahap registrasi, seleksi berkas, serta seleksi wawancara yang dilaksanakan oleh CIMB Young ASEAN Leaders melalui Skype. “Dari seluruh ASEAN kuotanya hanya 100 dan yang mendaftar lebih dari 1.000,†jelasnya kepada wartawan Senin (27/11).
Rizal juga mahasiswa aktif dengan sederet prestasi. Aktivitas yang diikuti di antaranya Student English Activity (SEA), UMY Model United Nations, Forum Anak Daerah Maluku, AYIMUN Secretariat, Global Youth Diplomatic, BEM FISIP 2015, serta the Bupolo Institute. Pada Desember mendatang Rizal akan mewakili Indonesia di ajang Asia-Europe Meeting Spin Off (ASEM SPIN-OFF) yang diselenggarakan Asia-Europe Foundation (ASEF) di Singapore. Selain itu, Rizal menjadi Chair of Education Committee pada Young Diversity and Inclusion Youth Conference (DIYC) di Malaysia pada Maret 2018.
Program CYAL 2017 memiliki tujuan mendukung pertukaran pengalaman belajar dan lintas-budaya antara pemimpin pemuda ASEAN. Kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk program ini juga diproyeksikan untuk mengangkat kualitas hidup warga negara ASEAN. Kegiatan juga mempromosikan pembangunan berkelanjutan untuk membangun fondasi yang kuat dari pemahaman yang lebih besar, bertetangga baik dan rasa tanggung jawab bersama.
“Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari CIMB Young ASEAN Leaders 2017. Karena selain mendapatkan beasiswa penuh, program ini juga selaras dengan bidang ilmu yang saya tekuni di bangku kuliah yakni mengenai SDGs, cross cultural understanding, dan Sharing Economy Beyond Boundaries (SEB2) yang mana telah dibahas sebelumnya di beberapa literatur Ilmu Hubungan Internasional,†ungkapnya. (Fsy)
