Ribuan Mahasiswa Deklarasi Kebangsaan Melawan Radikalisme

Photo Author
- Sabtu, 28 Oktober 2017 | 20:42 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Ribuan mahasiswa dan sivitas akademika 50-an perguruan tinggi di DIY berkumpul di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Sabtu (28/10/2017) sore. Bukan untuk menyaksikan laga pertandingan sepakbola, namun mereka mengikuti agenda Deklarasi Kebangsaan Melawan Radikalisme yang digagas oleh sivitas akademika di DIY bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Mengenakan jas almamater masing-masing kampus, para mahasiswa tampak membuat suasana Mandala Krida semakin berwarna. Perbedaan warna almamater seolah bukan menjadi pemisah namun menjadi pemandangan sedap dipandang mata.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menjadi pembicara utama yang menyampaikan orasi kebangsaan. Sultan dalam orasinya mengingatkan bahwa saat ini Bangsa Indonesia sedang memasuki masa kritis di mana banyak terjadi perselisihan karena kebencian yang bernama radikalisasi dan intoleransi.

“Ingatlah bahwa saat ini Ibu Pertiwi termenung sendiri, merana, menangis dan berdoa bukan hanya melihat anak-anaknya bertikai tiada henti. Kalabendu, zaman tak menentu ini, kita mimpikan hadirnya Kalamukti, zaman penuh kemuliaan dan ketenteraman sejati, kita mimpikan sosok Herumukti bersenjata trisula tombak tajam bermata tiga: kebenaran, keadilan dan kejujuran. Namun jangka Jayabaya adalah ajakan transformasi untuk mengubah diri, lebih dari sekadar ramalan, ia membawa tuntutan zaman, agar kita hidup penuh semangat, dan berkarya bagi bangsa. Maka, tak perlu lagi kita nantikan Herumukti, sebab ia adalah kita-kita juga,” ungkap Sultan.

Dalam orasi tersebut, orang nomor satu DIY ini juga menyampaikan sebuah puisi mendalam tentang makna Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang sering dilupakan anak muda saat ini. Sementara itu Ketua SC Deklarasi Kebangsaan Sivitas Akademika DIY, Drs H Pardimin mengungkap agenda tersebut serentak dilaksanakan di berbagai kota Indonesia.

Tujuannya, sebagai tanggapan atas maraknya fenomena intoleransi dan radikalisme yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan. “Karena itulah, momen Sumpah Pemuda ini kami gunakan untuk melaksanakan aksi moral dalam bentuk deklarasi kebangsaan menolak intoleransi dan radikalisme agama. Acara kali ini diikuti ribuan mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi di DIY,” ungkapnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X