YOGYA (KRjogja.com) - Sebanyak 50 produk tepat guna karya siswa SMK se-DIY dipamerkan dalam 'Klinik Sains SMK 2017' di Gedung Pamungkas Yogyakarta, 10-11 Oktober 2017. Pameran diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.
Kabid Bidang Perencanaan dan Standarisasi Disdikpora DIY, Drs Suroyo mengatakan, pameran rutin diadakan setiap tahun dan telah memasuki tahun ke-6 penyelenggaraan. Tujuannya untuk memamerkan hasil karya para siswa SMK kepada publik, sekaligus merangsang siswa untuk menciptakan produk-produk lain yang inovatif dan tepat guna.
"Karya yang dipamerkan sekaligus dilombakan, sebagai wujud apresiasi kepada siswa," terang Suroyo kepada KRjogja.com disela pameran, Selasa (10/10/2017). Menurut Suroyo, jumlah pendaftar yang masuk sebanyak 100 proposal. Pihaknya terpaksa membatasi 50 karya karena keterbatasan tempat. Selain pameran, juga diluncurkan Jurnal Pesona yang memuat karya-karya inovasi siswa SMK.
Salah satu yang dipamerkan adalah Mesin Gula Semut karya siswa Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Pengasih Kulonprogo. Salah satu siswa Tri Wahono mengatakan, mesin ini untuk mengolah nira gula merah menjadi gula kristal/gula semut. Keunggulan mesin ini lebih cepat, mudah, higienis, efisien dan hemat tenaga. "Mesin ini akan meningkatkan harga ekonomis gula semut sebagai produk ekspor unggulan Kulonprogo," ujar Tri didampingi Sholeh Azhuri dan Syahrul Abdul Madjid.
Sedangkan Rika Fitria dan Rokhimatul siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Ngeri 1 Ngawen Gunungkidul memamerkan aplikasi 'Maos'. Aplikasi ini merupakan media pembelajaran membaca dan menulis huruf Jawa berbasis android. Rika mengatakan, mengadopsi metode iqra' huruf arab, aplikasi Maos terdiri 6 jilid dibuat secara berurutan sesuai tingkat kesulitan huruf Jawa.
Sedangkan Ade Bagus A dan Ahmad Ihsan yang juga siswa SMKN 1 Ngawen Gunungkidul memamerkan alat rol cat sistem kerja kontinu dengan pengatur tekanan (continually paint roll). Dengan rol cat sistem kerja kontinu, proses pengecatan semakin cepat dan tidak perlu mengaduk karena sudah ada pengadukan otomatis. (Dev)