YOGYA, KRJOGJA.com - Pemerintah mencanangkan imunisasi Measles Rubella (MR) bulan Agustus-September 2017. Namun, masih banyak yang belum mengetahui bahaya virus Rubella yang dinilai mirip dengan gejala Campak (Gabagen).
Prof ES Herini dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kamis (20/7/2017) mengungkap virus Rubella biasanya menyerang anak dengan gejala seperti Campak atau oleh orang Jawa disebut 'Gabagen'. Meski lebih ringan dan mudah sembuh, namun ternyata Rubella berbahaya apabila menular khususnya pada ibu hamil.
"Pada ibu hamil terutama trisemester pertama (3 bulan) yang terkena Rubella maka janin sangat rawan mengalami kelainan seperti tuli, katarak pada mata, kelainan jantung (bocor) hingga abortus atau kematian. Kami berharap para orangtua dan sekolah mengikuti program imunisasi bulan Agustus-September ini. Meski sudah imunisas campak, toh tidak ada dampak negatifnya, asal paling tidak berselang sekira empat minggu," ungkap dokter anak di RSUP Dr Sardjito ini saat ditemui di Kompleks Kepatihan.
Rubella sendiri menurut Prof Herini bisa ditularkan melalui pernapasan (air liur) layaknya virus flu biasa. Karena itulah menurut dia sangat penting dilakukan imunisasi pada anak untuk memastikan kekebalan lingkungan.
"Ada kasus ibu guru yang terkena Rubella karena saat hamil ada anak didiknya ada yang terserang Rubella dan tetap masuk sekolah. Saat itu dia bersinggungan entah menyeka ingus atau berbicara sangat dekat. Dia tidak menyadarinya namun ketika bayinya lahir menjadi tuli. Hal semacam inilah yang ingin kita cegah lewat kampanye imunisasi ini," imbuhnya.
Gejala Rubella sendiri mirip dengan Campak yakni ditandai adanya bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk atau pilek. Penyakit ini dinilai sangat mudah menular antar manusia.
"Karena itulah cakupan imunisasi harus tinggi, paling tidak 95 persen agar tercipta heard immunity (kekebalan kelompok). Saat ini yang disasar anak usia 9 bulan hingga 15 tahun," pungkasnya. (Fxh)
