YOGYA, KRJOGJA.com - Keberadaan makam di Kompleks Kepatihan tidak akan dipindahkan (tetap pada tempatnya) dan dijaga kelestariannya. Mengingat makam tersebut sedikit banyak memiliki nilai sejarah yang harus dijaga kelestariannya.
"Makam tersebut tidak akan diubah dan tetap dipertahankan, agar posisinya bisa seperti sekarang. Paling nantinya ada sedikit perbaikan, agar kesannya menjadi lebih bagus dan terawat. Karena bagaimana pun juga makam itu memiliki nilai sejarah," kata Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY Haryanta di Bangsal Kepatihan.
Menurutnya, pembangunan revitalisasi kompleks Kepatihan ditargetkan selesai pada 30 November. Sejumlah perbaikan dilakukan di Kompleks Kepatihan dengan harapan bisa mengembalikan bentuk aslinya.
Misalnya untuk konblock yang ada di Kompleks Kepatihan untuk menjaga kelestarian dan nilai-nilai keistimewaan yang dimiliki diganti dengan menggunakan batu andesit. Batu andesit tersebut sama dengan yang ada di titik nol, sebagai salah satu penanda keistimewaan DIY.
"Tahap pertama pembangunan lebih fokus ke konblock, air bersih, tempat menampung air hujan. Adapun alokasi anggaran yang disediakan sebesar Rp 13,8 miliar sudah termasuk untuk pembangunan garasi dan trotoar," ungkapnya.
Asekda Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Gatot Saptadi menambahkan, nasib makam yang berada di area Suryatmajan tetap akan dipertahankan. Lokasi makam tersebut memang berada di lokasi yang alam digunakan sebagai revitalisasi pemindahan gerbang Kompeks Kepatihan yang menghadap selatan.
"Makam itu tidak akan dipindah atau dibongkar, hanya akan diberikan pembatas saja. Makam itu milik pribadi dan tidak kita beli jadi tidak akan diotak-atik," kata Gatot.
Ditambahkan, makam tersebut akan diberikan pembatas atau dibatasi yang sejalan dalam program revitalisasi Kompleks Kepatihan. Program revitalisasi Kompleks Kepatihan ini dijadwalkan rampung November 2017.