Calon Guru SD Bawa Pesan Cintai Lagu Nusantara

Photo Author
- Sabtu, 29 April 2017 | 08:52 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Mahasiswa PGSD Sanata Dharma angkatan 2014 menggelar event menyongsong Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei. Kali ini, mereka menggelar pertunjukkan seni musik bertajuk Soempah, Demi Romusa (Rombongan Musik Nusantara) 27-28 April 2017 yang mengapresiasi lagu-lagu nusantara seperti lagu anak, lagu daerah dan lagu wajib.

Agustinus Sani Aryanto dosen pendidikan seni musik PGSD Sanata Dharma kepada KRjogja.com mengatakan gelaran event Soempah, Demi Romusa ini sengaja dibuat sebagai salah satu pengingat pentingnya lagu-lagu nusantara yang ternyata banyak membawa pesan moral. Menurut dia, mahasiswa yang juga merupakan calon-calon guru setingkat SD ini memiliki kewajiban besar untuk terus mengenalkan dan melestarikan lagu nusantara pada generasi penerus bangsa agar tak tergerus oleh lagu-lagu populer.

"Dewasa ini anak-anak pada umumnya dan anak-anak SD pada khususnya lebih akrab dengan lagu-lagu populer di mana lagu tersebut dirasa kurang mendidik atau lebih tepatnya belum saatnya untuk didengarkan bagi anak-anak SD karena bertemakan cinta, sakit hati, patah hati dan sebagainya. Berangkat dari itulah kami menggelar acara ini dengan tujuan memberi pesan pentingnya mempopulerkan lagu-lagu nusantara yang punya pesan moral mendidik," ungkapnya.

Agustinus juga mengungkap bawasanya lagu-lagu nusantara memiliki syair mendidik lantaran memuat budaya berbagai daerah di Indonesia dan menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika. "Dengan belajar lagu wajib, anak-anak menjadi tahu tentang arti persatuan dan kesatuan, Bhineka Tunggal Ika, dan lebih mengeratkan jiwa nasionalisme yang dirasa semakin luntur belakangan ini," lanjutnya.

Selama dua hari tampil 25 kelompok yang menampilkan berbagai genre musik dengan mengapresiasi lagu nusantara. Format gamelan, keroncong, acapella hingga dangdut ditampilkan membuat lagu-lagu yang tadinya dianggap biasa-biasa aja menjadi istimewa.

"Ada juga kelompok yang membawakan 20 lagu daerah dari Sabang hingga Merauke secara medley, kemudian ada juga dongeng dalam bentuk shadow pupet dan diiringi dengan gamelan. Ada juga keunikan yakni digunakannya meja sekolah, sapu, tongkat bambu dan tepukan tangan sebagai alat musik," imbuh Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd, Kepala Program Studi PGSD Sanata Dharma. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X