YOGYA, KRJOGJA.com - Puluhan pesepeda dari berbagai wilayah DIY berkumpul di simpang empat Tugu Pal Putih Minggu (26/3/2017) sore. Kali ini mereka bukan berkumpul untuk berfoto namun menggelar aksi ruwatan sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan remaja (klitih) di mana belakangan menjadi kasus besar yang dinilai sangat memprihatinkan.
Ruwatan dimulai dengan pembacaan lafalan berbahasa Jawa yang isinya ungkapan doa permohonan hal baik untuk Yogyakarta. Setelah itu, dua penari cantik berkebaya hitam menyambung membawakan tarian yang dimaksudkan menghalau hal-hal buruk yang akan mengganggu kedamaian.
Para peserta dari berbagai komunitas sepeda di DIY tampak khusyuk menjalani ritual ruwatan yang memang baru pertama kali diadakan sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi klitih. Mereka datang mengenakan berbagai atribut seperti pakaian perjuangan, surjan dan membawa serta sepeda-sepeda ke kawasan simpang empat Tugu.
Hari Cahya, salah satu peserta yang juga memimpin ruwatan mengatakan aksi tersebut merupakan wujud kepedulian pada maraknya kasus kekerasan remaja yang bahkan hingga mengakibatkan korban jiwa. Menurut dia, sudah saatnya Yogyakarta mengembalikan semangatnya untuk hal-hal baik dan bukan lagi mengedepankan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan.
"Kita sekarang dikelilingi mesin semua serba cepat dan semua menggunakan hitungan. Kami melakukan aksi ruwatan ini sebagai pengingat bahwa ada ruang-ruang dalam hidup yang tidak harus dihitung tapi dirasakan, kita ingin masuk bersama simbol sepeda," ungkapnya.
Yogyakarta menurut Hari adalah kota budaya yang punya cara tersendiri untuk menanggapi suatu permasalahan. "Cara kami merefleksikan diri, inilah yang mungkin sudah sangat ditinggalkan sehingga kita mengedepankan kekerasan, kita ingin ajak masyarakat kembali pada ruhnya yakni mengedepankan akal sehat," lanjutnya lagi.
Di akhir ruwatan beberapa burung dara dilepaskan sebagai wujud membawa pergi hal buruk dan menyampaikan pesan damai di seluruh Yogyakarta. Aksi tersebut sempat menyita perhatian pengguna jalan di simpang empat meskipun tak menyebabkan kemacetan lalu-lintas. (Fxh)