Tolak Pabrik Semen, Mahasiwa Yogya Kirim Dukungan untuk Kendeng

Photo Author
- Jumat, 24 Maret 2017 | 18:00 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com  - Puluhan mahasiswa berbagai universitas di Yogyakarta dan Surakarta seperti UGM hingga UNS yang tergabung dalam Solidaritas Kendeng Lestari Jumat (24/3/2017) sore menggelar aksi unjukrasa berbalut teatrikal di simpang empat Tugu Pal Putih. Mereka menggelorakan penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng Rembang Jawa Tengah yang dinilai menghilangkan kearifan lokal dan bentang alam di kawasan tersebut.

Cornelius Agustinus koordinator lapangan aksi menyayangkan keluarnya ijin lingkungan yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhadap pabrik semen di Kendeng. Hal tersebut dinilai tak sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung nomor 99 PK/TUN/2016 lantaran saat ini kajian lingkungan hidup strategis sedang dikerjakan.

"Kami tegas meminta Presiden untuk memastikan aparaturnya yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar mematuhi keputusan Mahkamah Agung, melindungi hak-hak agraria dan lingkungan warga Rembang. Kami minta presiden, gubernur dan bupati untuk memenuhi prioritas hak dasar warga Rembang tentang kekayaan agraria sebagai petani di Pegunungan Kendeng sebagaimana telah diamantkan oleh konstitusi," terangnya.

Dalam aksi yang berlangsung selama dua jam tersebut, mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal bertajuk 'menyemen hasil bumi' sebagai ungkapan matinya akal sehat untuk menjaga keberlangsungan alam karena hanya mengejar keuntungan semata. "Lihat saja, apakah semen ini bisa dimakan, apakah nanti kita bisa makan semen ketika sudah tidak ada lagi sayuran dan padi," teriak salah satu peserta aksi yang menyindir korporasi pabrik semen.

Sontak saja teatrikal tersebut mendapatkan tanggapan getir dari peserta aksi yang lantas menyahut kata-kata penolakan terhadap penyemenan hasil bumi dan caping para petani. "Tidak, kita tak bisa makan semen," ungkap mereka kompak.

Para mahasiswa tersebut juga mengungkapkan empati bagi petani di Kendeng yang kini bakal berubah kehidupannya karena sumber air pegunungan karst terancam hilang. Puisi-puisi dukungan dan keprihatinan pun dikumandangkan sesaat sebelum aksi berakhir. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X