YOGYA (KRjogja.com) - Harga cabe yang terus membumbung cukup berpengaruh bagi pengelola restoran. Mereka memilih mengurang keuntungan daripada mengecewakan konsumen karena harga dinaikkan.
"Cabe merupakan salah satu unsur/bagian dari banyak unsur dalam menu yang kita tawarkan. Harga cabe yang naik berlipat masih bisa kita tutup dari pengurangan keuntungan," kata Pemilik Pondok Malan Pelem Golek, Thomas Agus kepada KRjogja.com, Senin (06/03/2017).
Agus menyebutkan harga rawit merah saat ini tembus Rp 130.000/kg, teropong merah Rp 30.000/kg, Rawit Ijo Rp 50.000/kg, keriting merah Rp 35.000/kg dan teropong Ijo Rp 20.000/kg. "Ya karena cabe atau sambal merupakan kebutuhan untuk melengkapi menu andalan kami, maka kami pun tetap menyajikan aneka menu pedas atau sambal sesuai selera konsumen tanpa menaikkan harga, walau harus mengurangi keuntungan," ungkap Agus.
Hal senada juga diungkapkan Astini dari Caben Bambanglipuro Bantul. Pemilik usaha roti dan kuliner Ferisa ini menyebutkan terakhir membeli cabe rawit merah seharga Rp 125.000/kg dan cabe merah besar seharga Rp 40.000/kg. "Harga cabe yang tinggi bisa disiasati, karena bisnis saya lebih banyak ke roti. Kenaikan harga cabe tidak seberat kalau harga telur yang naik," paparnya.
Astini menyebutkan beberapa pesanan kuliner yang menggunakan unsur cabe masih bisa dipenuhi. "Untuk sambel, kita bisa tawarkan sambel tomat, di mana unsur tomatnya bisa lebih diperbanyak untuk mengurangi penggunaan cabe," paparnya. (*-2)