BANTUL (KRjogja.com) - Pelaksanaan Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs di Bantul berjalan kurang lancar, Senin (27/02/2017). Dari 112 sekolah yang melaksanakan simulasi UNBK, ada 3 sekolah yang saat simulasi terpaksa offline karena server sekolah tidak dapat sinkron dengan server Mendikbud pusat.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Bantul, Drs Totok Sudarto MPd menuturkan dari 112 sekolah penyelenggara simulasi UNBK, terdiri dari 61 sekolah mandiri dan 51 sekolah menumpang di sekolah lain. "Secara prinsip, pelaksanaan simulasi berjalan lancar. Namun ada sedikit kendala di tiga sekolah karena hingga pelaksanaan simulasi dimulai tetap belum dapat sinkron servernya," jelas Totok.
Ketiga sekolah tersebut yakni SMPN 1 Sanden, SMPN 2 Kretek dan MTsN Dlingo. Terkait tidak sinkronnya server, hingga saat ini tengah dicari penyebabnya. Ada beberapa faktor kemungkinan penyebab ketidaksinkronan server, di antaranya sinyal tidak sampai, instalasi yang tidak dapat terpasang sempurna dan sebagainya.
Agar tak mengganggu jalannya simulasi akhirnya siswa di tiga sekolah tersebut menggunakan simulasi dengan sistem offline. "Caranya server sekolah dimasuki program yang sama dengan program Kemendikbud tetapi tidak secara langsung atau online. Simulasi dilakukan untuk membiasakan siswa menggunakan fitur-fitur dalam komputer," jelasnya.
Pelaksanaan simulasi UNBK hari pertama mata pelajaran (mapel) matematika, untuk hari kedua, Selasa (28/02/2017) mapel Bahasa Inggris. Adapun simulasi ketiga rencananya dilaksanakan pada Selasa (21/02/2017) mendatang. "Kami juga mengimbau sekolah-sekolah yang rawan mati listrik untuk dapat mempersiapkan genset," tegasnya.
Terpisah, Kepala SMPN 2 Pandak, Wiwik Sulistyorini, SPd,MM menuturkan simulasi UNBK di SMP 2 Pandak menggunakan 54 komputer dan 3 komputer server. Selain itu juga disiapkan 3 komputer dan 3 laptop cadangan di masing-masing ruang ujian. (Aje/Roy)