YOGYA (KRjogja.com) - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XII-2017 akan digelar mulai Minggu (05/01/2017) hingga Dabtu (11/01/2017). Dalam even tahunan ini Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) DIY bertugas sebagai pengampu/koordinator. Dengan partisipasi aktif di PBTY 2017 ini PITI juga melakukan Syiar Islam di tengah masyarakat dan di kalangan warga Tionghoa.
"Masyarakat akan tahu dan dekat dengan Tionghoa Muslim, demikian pula warga Tionghoa Non Muslim bisa melihat Islam sebagai rahmat bagi semua, yang sejuk dan damai," papar Ketua PITI Korwil DIY, Hj Lie Sioe Fen saat memberikan sambutan usai Pengajian dalam rangka PBTY Bersama jamaah Masjid Al Muttaqien di Jalan Pabringan, Bringharjo Yogya, Sabtu (04/02/2017).
Disebutkan PBTY didukung belasan paguyuban Tionghoa yang tergabung dalam JCACC sebagai penyelenggara PBTY. "Kepercayaan pada PITI juga tidak lepas dari kiprah PITI pada tahun 2002 menyelenggarakan perayaan Imlek di Masjid Syuhada yang sempat mendapat tentangan, namun dengan niat baik akhirnya mendapat simpati hingga berlangsung sukses," jelas istri dari H Budi Setyagraha, Ketua PITI Korwil DIY yang pertama sejak berdiri 1984.
Lie menyebutkan PITI bisa meyakinkan Imlek bukan ritual perayaan agama tertentu, melainkan merupakan tradisi etnis Tionghoa dengan pergantian tahun dalam penanggalan Imlek. Bahkan Laksamana Cheng Ho yang masyur, lanjut Lie, juga seorang muslim yang sudah berhaji.
“Perayaan Imlek PITI, sebagai ungkapan syukur warga Tionghoa Muslim dengan berdoa di Masjid. MUI sudah menyebutkan hukumnya mubaah (boleh) seorang Tionghoa Muslim merayakan Imlek di masjid," terangnya. (*-2)