YOGYA (KRjogja.com) - Para pengembang atau developer di DIY yang tergabung dalam wadah Real Estat Indonesia (REI) tengah menyesuaikan kebutuhan properti sesuai dengan tren pariwisata maupun pembangunan infrastruktur. Pengembang baik skala besar maupun mikro di DIY diarahkan untuk menggarap peluang pengembangan properti berbasis pariwisata agar tetap tumbuh pada 2017 ini.
Ketua DPD REI DIY, Nur Andi Wijayanto mengatakan proyeksi penjualan properti di DIY tetap melihat dan menyesuaikan APBN pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1 hingga 5,3 persen pada 2017. Artinya ada harapan bagi bisnis properti untuk tumbuh dan lebih baik daripada pertumbuhan tahun 2016 lalu yang mencapai 5,1 persen.
"Bagi kami, pemerintah telah memberikan sinyal optimisme di tengah kondisi perekonomian yang masih tidak stabil mulai dari efek Trump dan di tengah ketidakpastian lainnya. Harapan sektor properti tetap tumbuh dengan menggenjot pembanguna infrastruktur dalam negeri terutama di DIY yang akan dibangun bandara baru di Kulonprogo serta pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS)," papar Andi kepada KRjogja.com, Selasa (17/1/2017).
Andi menyampaikan seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di DIY, para pengembang justru diarahkan untuk menyesuaikan. Terutama untuk mengembangkan properti berbasis pariwisata dan komersial di DIY dengan mengacu pada target APBN. Setidaknya akan ada pertumbuhan 1 hingga 2 persen nantinya dimana selama ini secara nasional properti berkontribusi atau menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 7 persen.
"Melihat peluang dan kondisi yang ada, kami masih menargetkan pertumbuhan properti di DIY dikisaran 10 persen atau hampir sama dengan target tahun 2016 lalu. Kami sudah tidak akan 'wait and see' seperti tahun lalu, kami sudah melangkah pada 2017 ini cuma melangkah dengan berhati-hati dengan menerima kondisi ketidakstabilam ekonomi saat ini," tandas Andi. (Ira)
