YOGYA (KRjogja.com) - Keluhan wisatawan akibat kumuhnya lapak pedagang kaki lima di sisi timur jalur pedestrian Malioboro saat libur panjang akhir tahun mendapat perhatian dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X.Â
Sultan meminta Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Malioboro bertanggungjawab memperbaiki wajah Yogyakarta dengan memanggil pemilik dan pelayan warung kuliner tersebut. Seharusnya pemilik dan pelayan warung kaki lima bisa dididik untuk mengedepankan kebersihan terlebih saat membuang air sisa dagangan yang menimbulkan bau tak sedap. "Harus dibedakan air sisa makanan yang mengandung fat tidak dibuang begitu saja di pinggir jalan, bedakan sampah basah dan sampah kering," tegas Sultan.Â
Sultan juga meminta UPT Malioboro memberi peringatan pemilik dan pegawai agar tak lagi melakukan tindakan yang merusak kebersihan kawasan Malioboro. Adanya UPT Malioboro seharusnya sudah cukup untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di kawasan Malioboro termasuk kebersihan. Â
"UPT jangan jadi penonton saja, dulu sudah saya tegur kalau tidak sanggup ya sudah saya ganti saja," tutur Sultan
Sebelumnya pada pembukaan jalur pedestrian Malioboro akhir tahun 2016 lalu, Sultan sempat mengingatkan agar PKL di Malioboro bisa menjaga kebersihan baik lokasi berdagang, makanan maupun sampah sisa dagangan. Namun ternyata saat libur panjang akhir tahun, pedagang tak kunjung mengikuti permintaan Sultan dan tetap berperilaku tidak 'resikan' dengan membuang air sisa dagangan di pinggir jalan dan selokan yang membuat munculnya bau tak sedap. (Fxh)