MEMASUKI tahun 2017, pergelaran wayang kulit semalam suntuk di Sasana Hinggil Dwi Abad Kraton Yogyakarta masih akan membawakan serial lakon Ramayana. Hal tersebut menyambung serial lakon Ramayana yang dibawakan selama tahun 2016 pada malam Minggu kedua tiap bulannya.
"Pada tahun 2016 merupakan serial Ramayana 1 yang fokus pada Prabu Arjuna Sasrabahu. Sedang di tahun 2017 akan mulai Ramayana yang menceritakan Prabu Ramawijaya dan cukup akrab bagi pandemen wayang kulit," tutur panitia penyelenggara yang juga Ketua Pepadhang Prof Ki Kasidi Hadiprayitno kepada KR, Rabu (28/12).
Kegiatan rutin hasil kerjasama KR-TVRI-RRI Yogyakarta didukung Dinas Kebudayaan DIY dan Pepadhang ini akan kembali dilanjutkan pada pekan kedua Januari mendatang menghadirkan lakon 'Rama Gandrung' dan diakhiri pada Desember menghadirkan cerita 'Sinta Boyong'. Menurut Ki Kasidi, serial lakon tersebut pernah dibawakan di masa lalu. Namun ketika itu menghadirkan satu dalang seperti halnya Ki Timbul Hadiprayitno. Hanya saja ketika itu serial Ramayana dihadirkan berdasar versi dalang kondang tersebut.
"Sedang pada kesempatan ini kami sudah sediakan seperti apa balungan lakonnya bersumber pada lakon yang ada di naskah di Universitas Leiden Belanda. Untuk garap sanggit, kami persilakan tiap dalang menghadirkan yang terbaik," lanjut Ki Kasidi.
Meski begitu putra Ki Timbul tersebut mengingatkan agar komitmen menghadirkan pakeliran klasik gaya Yogyakarta tetap dipertahankan. Sebab sesuai dengan kesepakatan awal, ketika tampil di Sasana Hinggil yang notabene masih berada di dalam lingkup Kraton Yogyakarta akan membawakan pedalangan gaya Yogyakarta.
"Sekaligus upaya melestarikan. Kalau tampil di luar silakan dengan kreasi masing-masing. Tapi saat pentas di Kraton, harus sesuai dengan gaya Yogyakarta," tegasnya. (R-7)