YOGYA (KRjogja.com) - Seseorang yang mendedikasikan sebagai Muslim tidak boleh merusak kedamaian, apalagi dengan membunuh. Bahkan kalimat salam Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh hakikatnya mengajarkan kedamaian. Karena Islam adalah way of life, dengan ajarannya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mantan PM Malaysia Tun Dr Mahathir Mohammad mengemukakan hal tersebut kala memberikan kuliah umum menutup Mahathir Global Peace School (MGPS) V di Sportorium UMY, Senin (05/12/2016). “Karena itu, generasi muda mahasiwa hendaknya memahami makna kedamaian dalam Islam. Jangan sampai generasi muda terjebak dalam pemahaman Islam yang salah, kemudian memunculkan perpecahan dan konflik di tengah masyarakat,†tandasnya.
Dalam skala regional, Mahathir yang juga Pendiri Perdana Global Peace Foundation (PGPF) ini mengakui, sesungguhnya adanya perang dipicu penjual senjata. Para penjual senjata tersebut mengonfrontasi pemikiran sebuah negara untuk membeli senjata sebagai alat pertahanan (defense). Industri senjata perang juga dinilai sebagai industri terbesar di dunia.
“Industri tersebut menginginkan kita untuk membunuh satu sama lain dengan senjata yang mereka jual. Sedang mereka sendiri mendapatkan keuntungan dari pembunuhan tersebut. Hal ini tidaklah beradab,†ujarnya.
Industri tersebut, ungkap mantan Perdana Menteri Malaysia ini, juga sering menawarkan senjata kepada negara yang sedang tidak berperang. Mereka memanipulasi dengan berkata jika negara tersebut tidak memiliki senjata maka akan diserang oleh negara lain. “Padahal kenyataannya tidak ada yang menyerang,†ujar Tun. (Fsy)