SLEMAN (KRjogja.com) - Aroma menyengat seperti anyir dan busuk bangkai begitu tercium di halaman belakang rumah milik Surat (80) warga Blunyah Gede Sleman, Senin (07/11/2016). Talud belakang makam yang dibangun swadaya masyarakat Petinggen Karangwaru Tegalrejo Kota Yogyakarta sejak puluhan tahun lalu ambrol Jumat (04/11/2016) saat terjadi hujan lebat. Beberapa kain kafan dan nisan masih tampak menyembul diantara tanah yang longsor.
Surat mengisahkan dua hari usai kejadian warga mengalami kondisi yang sangat tidak menyenangkan yakni bau menyengat yang muncul dari lokasi makam yang ambrol. "Terutama kalau malam datang, baunya luar biasa sampai mual dan muntah, anak-anak juga sudah tidak mau makan karena mual," ungkapnya.
Tak hanya kesehatan saja, namun penghidupan warga sekitar juga terganggu lantaran bau menyengat tersebut menempel pada pakaian dan benda yang terkena angin. "Padahal ada warga yang membuka laundry dan tak bisa banyak bekerja karena bau dan lokasi longsoran menutup halaman untuk menjemur, segeralah ada tindaklanjut," harapnya.
Sementara Mortadho Ketua RW 08 Karangwaru Tegalrejo Kota Yogyakarta menambahkan total ada 7 kepala keluarga yang sangat terganggu dan was-was dengan keadaan makam tersebut. "Total warga ada 20 orang yang itu masuk warga Kota dan Sleman, kesehatan warga sudah sangat terganggu jadi memang harus segera ditindaklanjuti," terangnya.
Sebelumnya, hujan lebat yang terjadi Jumat lalu pukul 12.30 WIB membuat talud makam ambrol dan membuat 8 makam longsor. Dua jenazah yang masih berumur kurang dari 100 hari ikut terkena longsor namun bisa segera dievakuasi. Namun demikian bau menyengat masih saja terasa yang diduga warga karena masih ada yang tersisa di kawasan longsoran tersebut dan harus segera dibenahi secara total. (Fxh)