KRJogja.com, YOGYA- Dana Pensiun Telkom terpilih sebagai Dana Pensiun dengan Pengelolaan Terbaik (Best of the Best Dapen 2022) dalam rangkaian Penghargaan Dana Pensiun Berkinerja Terbaik Tahun 2022 atau ADPI Award gelaran Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat (15/9/2023).
"Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan motivasi kepada Dana Pensiun anggota ADPI untuk meningkatkan kinerjanya," tutur Ketua Perkumpulan ADPI Ali Farmadi kepada KR di sela kegiatan.
Hadirnya Perkumpulan ADPI menurutnya guna mewadahi dana pensiun di seluruh Indonesia. Menampung aspirasi atau menjembatani otoritas dengan industri.
"Terlebih belakangan ada sorotan tajam terhadap pengelolaan Dana Pensiun yang kurang profesional," lanjutnya.
ADPI merupakan Perkumpulan Dana Pensiun di seluruh Indonesia yang berasal dari Dana Pensiun pemberi kerja. Ada dua lembaga Dana Pensiun yang ada di Indonesia, yakni Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
"Manfaat pasti dengan iuran pasti. Ada 174 Sana Pensiun yang tergabung di Perkumpulan ADPI," sebut Ali.
Sementara Dede Haris Sumarno selalu Ketua Dewan Juri menyebut ADPI Award 2022 yang digelar pada 2023 memiliki sejumlah perbedaan dibanding sebelumnya. Jika penyelenggaraan sebelumnya memiliki faktor lebih sedikit, untuk tahun ini parameternya lebih banyak. Termasuk tingkat kesehatan yang parameternya langsung dari OJK.
"Penilaian meliputi tata kelola, penerapan manajemen resiko dan kinerja keuangan. Sehingga intinya tidak hanya mencari juara, tapi benar-benar melakukan general check up semua anggota apakah sehat tidak dari sisi parameter tersebut," sambungnya.
Sehingga tidak heran menurut Dede ada beberapa kategori yang hanya memiliki pemenang karena peserta tidak mampu mencapai nilai minimal yang ditetapkan panitia. Hal itu yang kemudian menjadi tantangan ke depan untuk ditingkatkan.
Ditambahkan Budi Sutrisno dari Dana Pensiun BCA yang memenangkan Juara Pertama Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dengan aktiva bersih lebih dari Rp 500 miliar, tata kelola yang baik biasanya memiliki sistem yang baik pula.
Dengan begitu, pihaknya berupaya membuat sistem digital yang bagus agar tata kelola tidak ribet dan menguntungkan banyak pihak.
“SOP dulu yang paling penting, baru dipraktekkan. Tata kelola ini juga perlu bersinergi dengan IT. Saya bikin software yang bisa masuk sistem dan laporan bisa langsung keluar. Prosesnya pun otomatis. Itu sangat membantu, kalau manual bisa keteteran,” tutup dia. (Feb)
