Krjogja.com - YOGYA - Tahun 2023 ini Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM/PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta merealisasikan kerja sama dengan Lembaga Lingkungan Hidup dan Pengendalian Bencana Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (LLHPB PWA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui penggalakan Kembali program eco-masjid/mushola.
Program ini merupakan PkM Internal UAD dan didukung penuh oleh LPPM UAD. Program eco-masjid sendiri merupakan program kerja LLHPB PWA DIY 2023-2027.
Program ini merupakan program PkM Dana Internal UAD yang didanai oleh LPPM UAD tahun 2023 dan dilaksanakan oleh tim pelaksana program yang terdiri dari ketua Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si.M.Kes, dengan anggota Sulistyawati, Ph.D., Herman Yuliansyah, dan Lulu Nafiati, M.Sc.Ph.D., dengan dukungan penuh Kelompok Riset HBTI yaitu Dr. Tri Wahyuni Sukesi, Dr. Fatwa Tentama, Dr. Bambang Sudarsono, dan Fanani Arief Ghozali, M.Pd. Selain itu program ini juga melibatkan mahasiswa dari program studi (prodi) Teknik Informatika dan Ekonomi UAD.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2023, 3 dan 6 September 2023, dan puncak acara pada 22 Oktober 2023. Kegiatan melibatkan LLHPB PWA DIY untuk memobilisasi peserta dari takmir dan jamaah masjid/mushola ‘Aisyiyah di bawah Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah.
Surahma Asti menuturkan bahwa program ini merupakan program PkM UAD yang bertujuan untuk untuk menyebarluaskan program eco-masjid/mushola ke seluruh cabang dan ranting ‘Aisyiyah di DIY dan dapat memantau perkembangan pelaksanaan program tersebut.
"Diharapkan LLHPB PWA dapat membantu keberlanjutan program dengan memastikan anggota ‘Aisyiyah ranting dan cabang dapat ikut melestarikan lingkungan dan dapat berkotribusi dalam mengatasi permasalahan sampah di DIY yang memasuki fase darurat sampah," ujarnya.
Menurut Surahma Asti, program eco-masjid/mushola sudah menjadi program LLHPB PWA DIY sejak tahun 2018 yaitu khususnya program 'Penghematan Energi dalam Program Eco Masjid dan Shadaqah Sampah'.
"Selama ini dirasa ada keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan informasi ibu-ibu ‘Aisyiyah dan jamaah tentang eco-masjid/mushola dan bagaimana mengelola masjid/mushola dengan konsep eco-masjid/mushola," ungkapnya.
"Keterjangkauan program untuk sampai ke tingkat cabang atau ranting ‘Aisyiyah juga sangat terbatas karena begitu luasnya wilayah yang harus dijangkau. Hal tersebut membutuhkan program untuk membantu transfer pengetahuan dan informasi," imbuh Surahma Asti.
Eco-Masjid, termasuk juga konsep eco-mushola, adalah tempat ibadah tetap yang memperhatikan hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam bentuk apa pun, krisis lingkungan hidup adalah krisis moral karena manusia melihat alam sebagai sesuatu yang harus dihancurkan daripada subjek yang harus dipelihara untuk kelangsungan hidup semesta.
Karena itu, masalah saat ini harus ditangani dengan cara yang moral. Pada titik ini, agama harus berfungsi sebagai tuntunan keagamaan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Program PKM ini meliputi Sosialisasi Program Eco-masjid/mushola; Pelatihan eco-masjid/mushola meliputi 6 program eco-masjid; Pelatihan ekonomi lingkungan untuk program eco-masjid; Pelatihan pembuatan platform dan konten media social eco-masjid/mushola ; Pelatihan pembuatan media promosi Kesehatan eco-masjid/mushola; Lomba eco-masjid/mushola se-DI.Yogyakarta; dan Bantuan alat untuk pengelolaan eco-masjid sederhana (alat pengelolaan sampah). (*)