KRjogja.com - Yogya perlu menyiapkan konsep jajanan kuliner sepanjang Sumbu Filosofi, yang khas Yogya dan sehat. Jangan hanya angkringan yang menunya, justru tidak berciri khas Yogya.
Demikian antara lain tercuat dalam Forum Forum Group Discussion (FGD), yang digelar oleh Pemda DIY, Senin (20/11). FGD yang bertema ‘Yogya Semesta: Momentum dan Peran dalam Keistimewaan DIY ke Depan’, menghadirkan para pembicara budayawan Ki Priyo Mustiko, Ir Syahbenol Hasibuan (pengasuh Yogya Semesta) dan Ir Gatot Saptadi, mantan Sekda DIY.
Menurut Tazbir Abdullah, kuliner lhas Yogya itu banyak. Mulai dari gudeg, yangko sampai bakpia. Semua harus tersedia jika wisatawan menyusuri sumbu filosofi.
“Yang jelas semua kuliner harus sehat, higiens. Ciri khas Yogya harus ditampilkan,” katanya.
Sementara itu, pelaku budaya Maria Kadarsih menyatakan kekhawatiran bahasa Jawa akan tergerus karena mulai berkurang penutur bahasa Jawa dalam keluarga.
Mantan pemain sandiwara radio kondang ini mengusulkan agar pemerintah DIY terus menjaga lestarinya budaya Jawa.
Sedang Octo Lampito, Pemimpin Redaksi KR mengusulkan agar Yogya Semesta tetap memperhatikan masalah-masalah internal, sebelum masalah yang lebih luas. Misalnya soal sampah sampai klithih yang sampai sekarang masih belum beres.
“Jangan lupakan, tetap berusaha mengenalkan keistimewaan kapada milenial dan generasi Z yang terus tumbuh di Yogyakarta.” tambahnya. Misalnya melalui media online atau media sosial milik Yogya Semesta.
Sedangkan Gatot Saptadi lebih menyoroti masalah keuangan dalam Yogya Semesta, yang harus mandiri. Dengan demikian program Yogya Semesta akan jalan terus tak terganggu. (Ioc)