Ribuan Massa Ormas Islam Kembali Berkumpul Bela Palestina, Serukan Perpanjang Boikot Produk Israel

Photo Author
- Sabtu, 13 Januari 2024 | 08:16 WIB
Aksi bela Palestina diikuti ribuan orang di titik 0 kilometer Yogyakarta. (Foto : Harminanto)
Aksi bela Palestina diikuti ribuan orang di titik 0 kilometer Yogyakarta. (Foto : Harminanto)

Krjogja.com - YOGYA - Ribuan orang yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah memenuhi titik 0 kilometer Yogyakarta, Sabtu (13/01/2024) pagi. Mereka memperingati 100 hari genosida oleh Israel dan menyuarakan dukungan pada Palestina.

Ribuan orang berkumpul, membawa bendera Palestina dan atribut dukungan pada Palestina. Puluhan orator berorasi secara bergantian, membakar semangat dan menyuarakan keprihatinan atas situasi yang terjadi di tanah Palestina.

Beberapa aksi teatrikal juga dilakukan, mereka membakar petasan asap sambil menggeletakkan badan, merenungkan apa yang terjadi di Gaza. Tak hanya itu, mereka juga membentangkan bendera raksasa Merah Putih berdampingan dengan bendera Palestina.

Ustad Ridwan Hamidi, salah satu orator mengatakan saat ini secara bersamaan ada 37 negara yang juga menyuarakan kepedulian dengan Palestina. Ia menuyebut, untuk menyuarakan pembelaan pada Palestina dan mengutuk genosida Israel.

"Untuk peduli dengan Palestina tidak perlu menjadi Muslim, tapi hanya perlu menjadi manusia. Kita semua berkumpul di sini, di Jogja untuk terus menyuarakan itu. Kita harus terus membicarakan, mencari informasi dan menyebarkan berita tentang Palestina. Kita terus angkat dan bicarakan agar seluruh dunia tahu," ungkap Ridwan.

Ridwan juga mengatakan bahwa langlah konkret bisa dilakukan untuk mendukung Palestina. Penggalangan dana dan boikot produk Israel menjadi dua hal yang mereka suarakan dalam aksi damai tersebut.

"Kita juga bisa galang dana, menyisihkan apa yang kita miliki. Kita juga bisa panjatkan doa untuk Palestina, di manapun dan kapanpun. Mari lanjutkan boikot produk Israel yang kita lakukan. Kita ajak agar yang peduli semakin banyak," tegasnya.

Sofyan Setyodarmawan, salah satu inisiator aksi menambahkan genosida yang terjadi di Gaza telah berlangsung selama 100 hari bukan merupakan waktu yang sebentar. Kemenkes Palestina di Jalur Gaza pada Rabu (10/01/2024) mengumumkan sedikitnya 23.210 orang meninggal dunia di Jalur Gaza, di antaranya 10 ribu anak-anak, 7 ribu wanita, 326 tenaga medis, 45 personil tim SAR dan 112 jurnalis.

"Sedangkan korban luka-luka lebih dari 59.100 orang. 70 persen korban adalah anak-anak dan wanita. Genosida yang terus berlanjut di Gaza semakin diperparah oleh sejumlah faktor, termasuk sistem kesehatan yang rapuh, akses terbatas terhadap kebutuhan dasar, dan dampak merusak dari konflik terakhir. Populasi sipil, terutama anak-anak dan kelompok rentan, menanggung beban berat krisis ini, dengan akses terhadap makanan, air bersih, dan perawatan medis semakin sulit ditemukan," ungkapnya.

Situasi di Gaza menurut Sofyan telah mencapai titik kritis, dengan bukti yang menunjukkan upaya sistematis dan sengaja untuk menghancurkan seluruh populasi. Lingkup dan skala kekejaman tersebut menuntut intervensi segera dari komunitas global untuk mengakhiri genosida yang sedang terjadi.

"Dalam situasi yang sangat serius ini, kita sebagai bangsa Indonesia dari DIY mengutuk keras kekejaman Israel. Kami menuntut agar Pengadilan Internasional bisa turut berperan agar keadilan bisa segera ditegakkan. Keadilan harus terus hidup karena tindakan Israel di Gaza termasuk kategori genosida karena dimaksudkan untuk menghancurkan sebagian besar kelompok nasional, ras, dan etnis Palestina," pungkasnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X