Krjogja.com - Yogya - Protein hewani sangat penting bagi tumbuh kembang manusia mulai dari terbentuknya janin hingga masa pertumbuhan. Konsumsi protein dalam jumlah cukup dan beragam mempercepat pertumbuhan linear anak. Perlu kebijakan dan upaya masif meningkatkan akses konsumsi protein hewani yang juga bisa untuk mencegah stunting
"Diantaranya dengan peningkatan dan perbaikan sikap, pemerataan distribusi akses pangan hewani, pengendalian harga pangan hewani, peningkatan pendapatan, dan tentu saja keteladan pemimpin yang dapat diikuti masyarakat," tutur Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Prof Dr Ir H Hardinsyah MS selaku Keynote dalam Webinar Nasional dan Musda Pergizi Pangan DIY, Sabtu (2/3) di Hotel University Club (UC) UGM.
Baca Juga: Aguk Irawan Tidak Diikutkan Bimtek Petugas Kloter TPIHI, Ini Penjelasan Kemenag
Menurut Guru Besar Ilmu Gizi IPB University Distribusi makanan hewani yang dianggap paling mudah adalah melalui Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) "Mengingat sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah," ungkapnya.
Prof Hardinsyah kemudian melantik Dr Agus Wijanarka SSiT MKes sebagai Ketua DPD Pergizi Pangan DIY Periode 2024-2029, menggantikan Dwi Budiningsari SP MKes PhD Ketua.Periode 2018-2023. Webinar Nasional yang juga dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-64 ini disambut antusias dengan 1.256 pendaftar dari seluruh wilayah Indonesia.
Sebelumnya Ketua Panitia.Dwi Budiningsari SP MKes PhD, yang juga Dosen Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM menyebutkan Webinar Nasional dengan tema “Strategi Peningkatan Akses dan Konsumsi Protein Hewani untuk Pencegahan Stunting" ini sebagai komitmen DPD Pergizi Pangan DIY dalam partisipasi aktif memerangi stunting di Indonesia. "Dengan melakukan kolaborasi antarbidang ilmu dan multisektoral," tandasnya
Sementara narasumber lainnya Guru Besar Universitas Mercu Buana Yogyakarta Prof Dr Ir Chatarina Wariyah, MP menyampaikan keprihatinan. Dari risetnya masih ditemukan PJAS yang mengandung sakarin, siklamat, benzoat, borax, formalin dan rhodamin serta cemaran mikrobia berbahaya melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
"PJAS berbahaya tersebut dijual dalam tampilan yang mencolok dan sangat menarik perhatian anak-anak.sehingga perlu kehadiran negara dan partisipasi aktif masyarakat untuk memberikan perlindungan komprehensif di lapangan pada anak sekolah dari paparan bahan berbahaya tersebut," tandasnya.
Sesang Dosen UNY Dr. Nani Ratnaningsih STP MP memaparkan perlu inovasi menciptakan produk kuliner untuk memerangi stunting. "Perlu edukasi, pelatihan, dan advokasi untuk meningkatkan literasi kuliner dan gizi pada seluruh lapisan masyarakat.menuju kehidupan sehat dan sejahtera untuk seluruh warga negara Indonesia serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab," tandasnya. (Vin)