Pohon Nyamplung Solusi Energi Baru Terbarukan

Photo Author
- Selasa, 12 Maret 2024 | 08:40 WIB
 Arya Ariyanto S.E., M.M.Par mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk menggerakkan budidaya pohon nyamplung ( (Istimewa))
Arya Ariyanto S.E., M.M.Par mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk menggerakkan budidaya pohon nyamplung ( (Istimewa))


Krjogja.com – Yogya – Dosen dan Praktisi Usaha Arya Ariyanto S.E., M.M.Par mengajak berbagai kalangan masyarakat instansi maupun swasta untuk menggerakkan budidaya tanaman pohon nyamplung. Ia mengatakan, di tengah kekhawatiran krisis energi dan perubahan iklim, pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum) muncul sebagai solusi potensial untuk energi baru terbarukan (EBT) tanpa mengganggu ketahanan pangan.

“Minyak nyamplung memiliki kandungan energi tinggi dan dapat diolah menjadi biodiesel, bahan bakar nabati yang ramah lingkungan. Pohon nyamplung mudah tumbuh di berbagai wilayah, termasuk di pesisir dan lahan marginal, sehingga tidak bersaing dengan tanaman pangan seperti padi dan sawit,” papar Ariyanto beberapa waktu lalu di Yogyakarta.

Dalam sebuah forum sosialisasi pohon nyamplung, Ariyanto yang juga Direktur Grup Jogkem mengatakan pengembangan energi baru terbarukan dari pohon nyamplung tidak akan mengganggu tanaman sawit dan ketahanan pangan. Pohon nyamplung, justru dapat ditanam di lahan-lahan yang tidak optimal untuk tanaman pangan, seperti di pesisir dan lahan marginal.

Ia menguraikan bahwa pohon nyamplung memiliki banyak manfaat lain di luar energi. Daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, kayunya dapat diolah menjadi bahan bangunan dan furniture, dan buahnya dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti sabun dan minyak rambut.

“Pohon nyamplung adalah tanaman multiguna yang dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Pengembangannya sebagai sumber energi baru terbarukan dapat membantu Indonesia mencapai target bauran energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ariyanto yang juga dosen Akademi Pariwisata Indonesia API.

Oleh karena itu, pria kelahiran Bojonegoro ini mengharapkan pemerintah dapat mengambil beberapa langkah untuk meyakinkan bahwa tanaman sawit dan tanaman pangan lainnya tidak terganggu untuk ketahanan pangan jika energi baru terbarukan dari pohon nyamplung dapat diwujudkan.

Tentang Langkah-langkah teknis budi daya pohon nyamplung, Arya Ariyanto menjelaskan pertama penetapan Zonasi. Pemerintah menetapkan zonasi untuk pengembangan pohon nyamplung. Zonasi ini akan memastikan bahwa pohon nyamplung ditanam di area yang tidak bersaing dengan tanaman pangan. Area yang diprioritaskan untuk pengembangan pohon nyamplung adalah: Lahan marginal yang tidak optimal untuk tanaman pangan, Pesisir pantai, Area sekitar perkebunan sawit.

“Kedua Dukungan Riset dan Teknologi. Pemerintah harus mendukung penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan hasil panen pohon nyamplung dan efisiensi pengolahan biofuel. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing biofuel nyamplung dibandingkan dengan bahan bakar fosil", ujarnya.

Langkah ketiga, lanjutnya, Insentif dan Skema Pendanaan. Pemerintah diharapkan memberikan insentif dan skema pendanaan yang menarik bagi para petani yang ingin menanam pohon nyamplung. Insentif ini dapat berupa subsidi bibit, pupuk, dan peralatan pertanian. Skema pendanaan yang dapat dipertimbangkan adalah kredit usaha rakyat (KUR) dan program kredit lainnya.

Berikutnya, adalah sosialisasi dan Edukasi. Pemerintah sebaiknya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat pohon nyamplung dan potensinya sebagai sumber energi baru terbarukan. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan pohon nyamplung dan meminimalisir resistensi dari para petani sawit dan tanaman pangan lainnya.

"Dan terakhir, bisa dijalankan dengan kerjasama dengan Stakeholder. Pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder, termasuk: Petani, Perusahaan sawit, Lembaga penelitian, Industri biofuel, dan masyarakat sipil. Kerjasama ini diharapkan dapat membangun sinergi dan memastikan bahwa pengembangan pohon nyamplung dilakukan secara berkelanjutan dan tidak mengganggu ketahanan pangan", lanjutnya.

“Dengan demikian yakin bahwa langkah-langkah tersebut, pohon nyamplung sebagai sumber energi baru terbarukan dapat dilakukan tanpa mengganggu tanaman sawit dan tanaman pangan lainnya. Sehingga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan", pungkasnya.(*-1)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X