Disbud DIY Gelar Gala Premiere 2024, Yogyakarta Ingin Jadi Barometer Perfilman Dunia

Photo Author
- Sabtu, 27 April 2024 | 15:45 WIB
Pembukaan Gala Premier film hasil kompetisi pendanaan pembuatan film tahun 2023. Foto: Devid Permana
Pembukaan Gala Premier film hasil kompetisi pendanaan pembuatan film tahun 2023. Foto: Devid Permana

 

 



Krjogja.com, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Gala Premiere 2024 dengan program pemutaran film hasil kompetisi pendanaan pembuatan film tahun 2023 di XXI Premier, Jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta, Jumat (26/4/2024). Ada lima film yang diperkenalkan dan diputar yaitu film berjudul 'Bakmi Kangen Rasa', film 'Mancing Mayit', film Lampahing Cakra', film 'Dolanan Kota' dan film 'Suintrah'.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi SS MA menuturkan, kompetisi pendanaan pembuatan film Yogyakarta dan gala premere merupakan agenda rutin Disbud DIY sejak beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini total sudah diproduksi sebanyak 120 film fiksi dan documenter, hasil dari kompetisi tersebut.

"Ini menjadi bagian dari komitemen kami (Disbud DIY) untuk memajukan dan mengembangkan para filmmaker muda di Yogyakarta, sehingga diharapkan ekosistem perfilman di Yogya semakin berkembang maju," katanya. Turut hadir Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho SP MSi.

Dijelaskan Dian, lima film yang diputar merupakan hasil kurasi sampai dengan proses produksi yang didampingi oleh Disbud DIY. Proses seleksi, kurasi dan produksi dilakukan pada tahun 2023, sedangkan gala premiere dilakukan di tahun berikutnya (2024). Kompetisi ini ada beberapa tahapan, dari puluhan proposal yang masuk kemudian dilakukan kurasi, dengan konsep/tema yang telah ditetapkan oleh Disbud.

"Jadi kita ingin menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan perhatian para sineas muda Yogyakarta untuk mengangkat kearifan lokal dan objek-objek kebudayaan di DIY, sehingga nanti semakin berkembang," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Dian, tahun ini dari 15 proposal film yang masuk tahap kurasi, mengerucut menjadi 10 proposal, kemudian dari proses pitching dihasilkan 5 proposal film yang kemudian didanai untuk diproduksi. Setiap film didanai Rp 200 juta. "Kami berkeinginan Yogyakarta ke depan bisa menjadi pusat/barometer perfilman dunia," pungkasnya. (Dev)



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X