Syawalan Momentum Memajukan ORARI

Photo Author
- Senin, 29 April 2024 | 22:05 WIB
Orari Kota Yogyakarta mengadakan syawalan (istimewa)
Orari Kota Yogyakarta mengadakan syawalan (istimewa)


Krjogja.com Yogya Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (ORARI) Lokal Kota Yogyakarta menyelenggarakan Tradisi Syawalan 1445H / Halal Bihalal pada hari Sabtu, tanggal 27 April 2024. Tradisi Syawalan tersebut dihadiri oleh Pengurus ORARI Lokal Kota Yogyakarta, DPP, CORE (Communications and Resque) dan NCS (Net Control Station) ORARI Lokal Kota Yogyakarta.

Hadir juga H. R Ambar Parama Putra -YB2UFM, selaku Ketua ORARI Daerah DIY, perwakilan Pengurus ORARI Lokal Bantul serta perwakilan dari Mitra Gereja HKY Pugeran Yogyakarta. Seperti diketahui ORARI adalah wadah bagi masyarakat yang memiliki hobby komunikasi radio dan teknik elektronika.

Selanjutnya ORARI adalah organisasi tunggal bagi segenap Amatir Radio Indonesia yang bersifat mandiri, sosial, non-komersial dan non-politik. ORARI juga merupakan cadangan komunikasi Negara yang akan selalu hadir memberikan dukungan komunikasi pada event-event sosial dan kemasyarakatan seperti peristiwa bencana alam, mudik lebaran dan sebagainya.

“Tradisi Syawalan merupakan tradisi Jawa yang menggambarkan perpaduan apik budaya lokal dan Islam”, jelas Rifqi Rizal -YB2XPF, selaku Ketua ORARI Lokal Kota Yogyakarta. Menurut Rifqi, tradisi Syawalan mempunyai makna mendalam yaitu berkumpul untuk bisa selalu bersilaturahmi dan saling memaafkan, selain itu dalam ajaran agama dapat menjadi momentum peningkatan keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah SWT.

“Syawalan biasa disebut juga Lebaran Kupat, yang memiliki filosofi mendalam untuk diyakini dan diamalkan”, ungkap Rifqi. Selanjutnya Rifqi menjelaskan, dalam bahasa Jawa, dikenal dengan kupat yang memiliki arti ngaku lepat atau mengakui kesalahan di hari yang fitri sebagai simbol saling memaafkan atau dalam dialek masyarakat kosong-kosong. Saat ini tradisi Syawalan telah menjadi tradisi nasional dan sudah dilakukan di seluruh nusantara Indonesia.

“Dalam konteks konversi berorganisasi, tradisi Syawalan dapat diterapkan dengan saling berkumpul untuk bersilaturahmi dimaknai selalu berkoordinasi serta saling bertukar informasi dari tingkatan daerah hingga tingkatan lokal. Sedangkan makna saling memaafkan dalam hal ini adalah membiasakan memaafkan kesalahan serta kekurangan sesorang sehingga kita bisa terhindar dari sikap dan perilaku suka dan tidak suka dari dalam diri kita. Terutama, saat kita dalam pengambilan kebijakan organisasi”, ungkap Rifqi.
“Dengan memaknai tradisi Syawalan mari kita buka lembaran baru, dan mari kita berlomba-lomba untuk berprestasi sesuai dengan kapasitas, kemampuan dan tugas dalam Organisasi untuk kemajuan organisasi kita tercinta ORARI”, harap Rifqi.

Acara Syawalan ORARI Kota Yogyakarta dihadiri sekitar 70 tamu undangan. Di samping dengan dilakukan doa, juga dilakukan Ikrar Syawalan dan “Acara diakhiri dengan ramah tamah, menyanyi dan makan siang Bersama”, jelas Y. Sri Susilo - YD2UKH, selaku Humas ORARI Lokal Kota Yogyakarta

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X