KRjogja.com - YOGYA - Inflasi gabungan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul terkendali seiring terjaganya stabilitas harga komoditas pangan strategis di tengah momentum lebaran 2024. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), tekanan inflasi DIY bulan April 2024 relatif terkendali pada 0,09% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan Maret 2024 sebesar 0,43% (mtm) dan terendah se-Jawa sehingga secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,89% (ytd).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim mengatakan sejalan dengan hal tersebut, inflasi DIY secara tahunan pada periode laporan tercatat mencapai 2,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi periode Maret 2024 sebesar 2,95% (yoy). Capaian tersebut masih berada dalam rentang target sasaran inflasi nasional 2024 yaitu 2,5%±1 (yoy).
"Melandainya tekanan inflasi April 2024 didukung turunnya harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,20% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan tertinggi disumbang komoditas beras, aneka cabai baik merah dan rawit.dan telur ayam ras," ujar Ibrahim di Yogyakarta, Jumat (3/5/2024).
Baca Juga: Syawalan Bersama Sultan, Meraih Ikatan Kebersamaan dan Persaudaraan
Menurut pantauan di website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS, https://www.bi.go.id/hargapangan), harga beras April berada di level Rp15.150/kg, turun dari sebelumnya Rp15.400/kg seiring melimpahnya stok pasca musim panen raya dan normalisasi permintaan pasca Ramadan terutama bagi kebutuhan beras zakat. Harga cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga, masing-masing menjadi Rp44.400/kg dan Rp38.150/kg pada April 2024 dari bulan sebelumnya Rp80.650/kg dan Rp55.650/kg di tengah berlangsungnya panen di daerah sentra.
Lebih lanjut, telur ayam ras turut mengalami penurunan harga dari Rp31.500/kg per Maret 2024 menjadi Rp28.000/kg pada April 2024 seiring normalisasi permintaan dan melandainya biaya input produksi di tengah berlangsungnya panen jagung.
Komoditas pangan seperti bawang merah dan tomat turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing 0,09% (mtm) dan 0,05% (mtm) akibat terganggunya produksi karena bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah pemasok seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, dan Pati.
"Penurunan inflasi lebih dalam tertahan tekanan harga kelompok transportasi dan perawatan pribadi dengan andil berturut-turut 0,18% (mtm) dan 0,07% (mtm). Ditinjau menurut komoditasnya, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api mengalami peningkatan seiring permintaan pada saat IdulFitri terutama di DIY sebagai daerah tujuan wisata dan pemudik.," tuturnya.
Baca Juga: Jualan Obat Terlarang Seorang Petani di Temanggung Diciduk Polisi
Selain itu, Ibrahim mengungkapkan harga emas perhiasan turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketegangan geopolitik negara Timur Tengah dan ketidakpastian global seiring high for longer suku bunga The Fed. Ke depan, BI memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya.
"Kondisi tersebut didukung upaya TPID DIY dalam kerangka 4K melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024, diantaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan strategis. Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai kisaran targetnya sebesar 2,5%±1," pungkas Ibrahim. (Ira)