Bos Waroeng SS Ungkap Alasan Berani Keluarkan Rp 1,9 Miliar Buat Kejuaraan Panahan Barebow Internasional, Ini Sebabnya

Photo Author
- Jumat, 17 Mei 2024 | 20:23 WIB
Kejuaraan GBAC di Mandala Krida (Harminanto)
Kejuaraan GBAC di Mandala Krida (Harminanto)



Krjogja.com - YOGYA - Penyelenggaraan Waroeng SS Glado Barebow Asian Championship 2024 di Mandala Krida Yogyakarta diikuti 404 atlet dari 10 negara Asia. Apresiasi datang tak hanya dari para atlet namun juga ekosistem panahan internasional yang takjub dengan penyelenggaraan mewah kejuaraan yang baru pertama kalinya diadakan itu.

Atlet atau yang sering disebut Barebowers dari Jepang, Malaysia, Thailand juga Filipina dan Vietnam memuji penyelenggaraan. Mereka bisa merasakan atmosfer pertandingan yang dikemas dengan baik meski nomor Barebow ini belum dipertandingkan di ajang multievent seperti Sea Games atau Asian Games.

Yoyok Hery Wahyono, Direktur Waroeng SS yang menjadi penyelenggara mengatakan paling tidak ia menggelontorkan dana sekitar Rp 1,9 miliar untuk terwujudnya kejuaraan Asia itu. Dana tersebut disebut Yoyok sebagai salah satu wujud keseriusan Waroeng SS untuk mendukung olahraga Panahan di Indonesia yang berpotensi besar berprestasi mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

"Kemarin saya tandatangan untuk event ini, Rp 1,9 miliar, jadi segitu. Tidak sampai Rp 3 miliar. Kami memang ingin mengemas kejuaraan dengan sebaik mungkin, agar olahraga panahan semakin mendapat perhatian," ungkap Yoyok saat bertemu media di Mandala Krida, Jumat (17/5/2024).

Waroeng SS menurut dia berkomitmen untuk memajukan olahraga panahan di tanah air. Secara rutin mereka menggelar empat kali kejuaraan panahan setiap tahun, untuk menggiatkan para atlet yang kecenderungan jumlahnya turun dari waktu ke waktu.

"Kami punya tujuan industrialisasi panahan, kami gelar kejurnas panahan teratur. Ada Gladi Panahan, Gladi Panahan Junior, Gladi Panahan Kids dan Gladi Barebow. Kami melihat selama ini kejuaraan panahan nasional tidak rutin diadakan, jadi kami gelar dengan berkualitas, yang atlet merasa setara dengan cabor lainnya. Kami juga merintis sekolah panahan, merekrut atlet usia dini, dibina untuk berprestasi. Kami konsern suport klub-klub atau pengurus panahan di kota lain apabila hendak menggelar kejuaraan sebagai sponsor. Di DIY kami dukung rutin ke beberapa klub untuk bantu operasional," tandas Yoyok.

Sementara di sisi lain, Yoyok berharap dengan adanya kejuaraan tingkat internasional, Barebow yang menjadi salah satu nomor dalam panahan bisa masuk dalam ajang multievent mulai PON hingga Sea Games, Asian Games dan Olimpiade. Pasalnya menurut dia, Barebow berpeluang besar mendatangkan banyak medali emas bagi Indonesia dengan potensi atlet luar biasa.

"Kami heran juga Barebow belum jadi salah satu nomor di multievent misalnya PON, Sea Games, Asian Games bahkan Olimpiade. Secara nasional menurut saya, Barebow sudah cukup main di PON tapi di Aceh Sumut gagal tidak masuk bahkan untuk eksebishi. Barebower banyak merata, di semua provinsi ada atletnya. Nilai olahraga atau spesifikasinya juga masuk. Ini mengapa kami dorong terus," lanjut Yoyok.

Yoyok berharap, event skala internasional Asia di Yogyakarta ini bisa menginspirasi perusahaan lain di Indonesia untuk menyemarakkan ekosistem panahan. Olahraga ini sangat potensial bagi Indonesia, dan bisa mengharumkan nama bangsa di mata dunia.

Ia sempat menceritakan bahwa dukungan bagi panahan dimulai karena keprihatinan pada atlet yang harus berusaha secara mandiri ketika hendak melaju lebih jauh dalam kejuaraan. Banyak cerita ketika mendapat juara, justru atlet menombok pengeluaran untuk mengikuti lomba, alih-alih membawa pulang hadiah besar.

"Memang terakhir kita dapat medali tahun 1988 di Olimpiade dari trio Srikandi. Tapi atlet yang menang di ajang dunia cukup banyak. Ini yang harus terus kita dorong agar olahraga panahan terus diminati. Banyak cara dan harapannya perusahaan-perusahaan lain bisa ikut serta memajukan," pungkasnya. (Fxh)


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X